Pohon pisang yang sedang berbuah rebah dan akhirnya mati di Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Saat pohon pisang berbuah, pohonnya justru rebah dan akhirnya mati sebelum buahnya matang. Ini terjadi di Banjar Jelantik Kuribatu, Desa Tojan. Petugas Dinas Pertanian Klungkung sudah turun ke sana untuk mengecek penyebabnya.

Di lahan pertanian warga, hampir seluruh pohon pisang yang berbuah rebah di pertengahan batang. Ini membuat buahnya ikut rusak, sehingga tidak bisa dijual ke pasar atau digunakan sendiri untuk persembahan. Padahal, pada hari raya Galungan dan Kuningan, harga buah pisang cukup tinggi.

Baca juga:  Dari Pengusaha Bali akan Ikuti PPKM Darurat hingga 3 Digit Tambahan Warga Terinfeksi COVID-19

“Waktu matangnya tepat saat hari raya. Mestinya bisa dipakai persembahan, tetapi malah kena virus,” kata warga setempat, Ketut Sugiana, Jumat (21/2).

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida membenarkan adanya serangan hama pada pohon pisang di beberapa tempat. Di kawasan Jelantik Kuribatu, banyak pohon pisang tumbang. Pertama, karena hujan lebat dan angin kencang. Kedua karena terserang OPT (Organisme Penyerang Tanaman). Perantaranya bisa virus, bakteri, jamur atau serangga.

Baca juga:  Antisipasi Tahanan Kabur, Polres Tingkatkan Pengecekkan

Menurutnya, hama tersebut sudah diantisipasi. Jika tanaman terserang OPT, pohon pisang yang layu karena Pseudomonas atau terserang Buncytop segera dimusnakan dengan cara dieradikasi dan langsung dibakar. Untuk mencegah tanaman yang lain rebah, perlu dilakukan penimbunan pada pangkal rumpun pisang agar proses perakaran bisa lebih kuat. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN