NEGARA, BALIPOST.com – Menjelang arus mudik lebaran dan guna memastikan angkutan lebaran di Selat Bali aman, jajaran Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, Senin (29/5) menggelar sidak di sejumlah kapal di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk.
Sidak juga dilaksanakan guna mengantisipasi terjadinya insiden kapal senggolan. Kepala Syahbandar Gilimanuk, Made Astika mengatakan pihaknya selalu melakukan pengawasan terhadap kapal yang beroperasi di Selat Bali. Apalagi dengan insiden sebelumnya dan menjelang arus mudik lebaran.
Menurut Astika, dua musibah yang menimpa 3 Kapal Motor Penyeberangan (KMP) yakni KMP Jambo IX pada Rabu (3/5) dan KMP Tunu Pratama Jaya dengan KMP Munic VII pada Minggu (14/5) di Selat Bali merupakan pembelajaran bagi pihaknya.
Usai mengalami patah kemudi, KMP Jambo IX kini masih mengalami perbaikan di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang. Sedangkan untuk KMP Tunu Pratama Jaya dan KMP Munic VII yang sempat “bersenggolan” sudah kembali beroperasi pada Senin (15/5) lalu.
Kedepannya, kata dia, pihaknya lebih intensif memberikan himbauan kepada seluruh nahkoda yang tengah berlayar agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca yang memang kerap terjadi di Selat Bali. Selain itu, nahkoda juga dihimbau agar lebih intens berkomunikasi dengan segenap instansi terkait di Pelabuhan serta lebih hati-hati ketika berlayar agar tidak sampai “bersenggolan” kembali antar KMP.
Demikian juga dengan persyaratan berlayar, pihaknya rutin melakukan pengecekan secara mendetail dan intens. Selain memperketat pengeluaran Surat Persetujuan Berlayar (SPB), pihaknya juga sidak kelaikan kapal secara berkala terutama menjelang angkutan lebaran 2017/2018 yang akan berlangsung sebentar lagi.
Diharapkan, dengan peningkatan pengawasan ini akan meminimalisir insiden-insiden kapal penyeberangan di Selat Bali. Dari sidak yang dilakukan pihak Syahbandar Gilimanuk, pemeriksaan dilakukan mulai dari manives penumpang. Pemeriksaan lassing (lassing dipasang untuk menghindari pergeseran muatan di kapal), kelayakan dokumen kapal, alat keselamatan, pengawasan bongkar muat, kegiatan safety serta mengecek lifeboat dan liferaft.
Bahkan narkoda KMP Jalur Nusa Agni Brahmana juga diminta untuk menunjukkan cara memasang lifejacket. Saat ini katanya ada 49 kapal dan yang beroperasi sehari-hari 30 kapal. Pihaknya selalu menekankan kepada nahkoda untuk selalu waspada. “Kami sejak awal melakukan pemeriksaan dokumen dan kelengkapannya sehingga nanti saat hari H atau arus mudik, pihaknya bisa fokus untuk pengaturan muatan dan penumpang serta pengawasan. Jangan sampai kapal kelebihan muatan dan penumpang. Meskipun pemeriksaan dokumen tetap dilakukan. Namun saat hari H kita lebih mengutamakan keselamatan pelayaran sehingga bisa kondusif dan terjamin,” jelasnya.
Pihaknya juga mengharapkan kesadaran para penumpang nantinya untuk mengutamakan keselamatan dengan menggunakan lifejacket. Astika juga menegaskan kalau dalam melaksanakan tugas pihaknya tidak ada yang pungli apalagi kong kali kong dengan pengusaha kapal. “Jika ada yang pungli, silahkan laporkan pada kami. Kami proses dua atau tiga hari sudah kelar. Jadi kami tekankan tidak ada pihak syahbandar yang pungli,” tegasnya. (kmb/balipost)