MANGUPURA, BALIPOST.com – Tanaman organik kini menjadi pilihan petani di Kabupaten Badung. Salah satunya petani cabai di Desa Pangsan, Petang.
Mereka memilih menanam cabai organik ketimbang memanfaatkan kimia agar cepat panen meski di tengah melambungnya harga cabai. Ponidi, salah seorang petani cabai yang berlokasi di Subak Bergiding, Banjar Sekar Mukti, Desa Pangsan, Petang Badung, mengatakan harga cabai organik bisa melebihi harga cabai pada umumnya.
Cabai yang ditanam pun tidak diberikan rabuk kimia untuk merangsang cabai agar cepat panen. “Saya hanya memberikan pupuk organik pada tanaman, tidak juga diberi perangsang bunga agar cabai yang di tanam cepat berbuah. Walau harga cabai melambung tinggi saya tidak panen tunggu hingga waktunya dipanen,” ujar Ponidi saat ditemui Kamis (24/1).
Menurutnya, pihaknya sengaja memilih mengembangkan tanaman organik, karena selain tidak mempengaruhi harga di pasaran. Sebaliknya, harga dapat lebih mahal dari pada harga cabai yang dijual di pasaran.
Tak hanya itu, keunggulan cabai organik dengan cabai yang disemprotkan bahan kimia sangat jauh berbeda. “Jika tengkulak atau masyarakat paham, cabai organik bisa tahan lebih lama. Memang biasanya, kalau harga naik, cabai disemprot dengan obat berbahan kimia, agar cepat merah dan cepat panen. Namun kita di sini tidak, tetap mengutamakan pupuk organik,” jelasnya.
Dijelaskan, cabai organik memiliki ketahanan hingga satu minggu dari saat dipanen. Berbeda dengan cabai yang disemprot akan cepat busuk dan terlihat tidak fresh. “Bisa kita lihat dua hari setelah panen. Batang cabai yang organik akan tetap hijau. Begitu sebaliknya cabai yang disemprot akan terlihat keriput,” katanya.
Disinggung kenapa memilih cara tanam organik, pihaknya mengatakan beberapa hasil pertanian organik tidak akan berpengaruh dengan harga pasar, malahan bisa lebih mahal. Selain itu pihaknya mengatakan kedepannya juga akan membuat agrowisata dengan petani yang menanam tanaman berbahan organik.
“Di sini kita tak hanya menanam cabai organik saja, namun juga ada Melon, Semangka, Cabai, Jagung, Ketela, Rosela, Kacang panjang, Buncis, Pepaya dan yang lainnya,” terangnya. (Parwata/balipost)