Petugas menimbang babi yang akan dipotong di RPH Denpasar. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah peternak mulai khawatir dengan banyaknya babi yang mati mendadak. Diduga babi yang mati mendadak ini terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Hasil investigasi sementara Dinas Pertanian Denpasar, babi di Kecamatan Denpasar Selatan sebanyak 1.389 ekor. Dari jumlah tersebut, yang sakit 13 ekor dan mati 8 ekor. Denpasar Timur populasi sebanyak 3.047, sakit 10, mati 5. Denpasar Barat populasi 514, sakit 8, mati 1. Denpasar Utara populasi 440, sakit 22, mati 15. Total di kota Denpasar yang mati sebanyak 29 ekor, sakit 53 ekor dari populasi 5.390 ekor.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Sembuh Baru Lampaui Tambahan Kasus

Salah seorang warga, Wayan Wiradana mengatakan babi yang dipeliharanya sejak lima bulan lalu awalnya lemas. Ia sempat memanggil dokter hewan dan babinya disuntik. Setelah itu, sempat kembali pulih. Namun, sehari kemudian drop lagi. “Agar tidak rugi, saya jual dengan harga Rp 5.000 per kilogram. Kalau sehat, pas galungan ini bisa seharga Rp 5 juta untuk dua ekor babi itu,” ujarnya, Senin (27/1).

Baca juga:  Pusat akan Jadikan Nusa Dua Percontohan Era Baru Pariwisata, Ini Reaksi ITDC

Di sisi lain, Dinas Pertanian Denpasar juga langsung bergerak. Bahkan, kini Dinas Pertanian membuat tim investigasi untuk turun dan memantau serta melaksanakan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) ke peternak.

Pihaknya pun meminta peternak babi agar meningkatkan biosekuriti kandang, peralatan dan orang yang keluar masuk kandang serta memasak sempurna pakan yang berasal dari sisa hotel dan restoran. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *