DENPASAR, BALIPOST.com – Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Djauhari Oratmangun, Rabu (29/1) memastikan tidak ada WNI yang terjangkit virus Corona di Wuhan. Ia mengaku Kedubes terus melakukan komunikasi dengan WNI yang sebagian besar merupakan mahasiswa itu.
Dihubungi via WhatsApp, ia juga mengatakan memastikan pasokan logistik masih memadai. Sementara terkait penerbangan dari Wuhan ke Indonesia, salah satunya Bali, yang masih ditutup, ia mengaku belum bisa mengonfirmasi. Ia pun menyebut hal itu merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Terkait tidak adanya WNI yang terjangkit virus Corona, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok cabang Wuhan (PPITW) juga mengonfirmasi. Mereka mengabarkan bahwa mahasiwa dan WNI yang berada di Wuhan, berjumlah 93 orang, tidak ada yang dilaporkan terjangkit virus Corona.
Dalam siaran persnya tertanggal 24 Januari 2020, disebutkan bahwa sebagian besar mahasiswa tinggal di asrama dan selalu dalam pantauan kampus. Disebutkan hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan masker, sabun cair dan thermometer gratis kepada tiap mahasiswa. “PPIT Wuhan selalu berkoordinasi dengan KBRI Beijing, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan telah bergabung dengan group wechat untuk mempermudah komunikasi dan konsultasi. WNI di Wuhan dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI meminta untuk tidak panik,” demikian rilis yang ditandatangani Rifqa Gusmida sebagai sekretaris dan Nur Musyafak sebagai Ketua PPITW.
Dikatakan, akses transportasi memang ditutup sementara, baik kereta, pesawat, bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi risiko penyebaran Corona. Pemerintah memastikan supply ke Wuhan tidak terganggu dan supermarket akan menambah stok makanan. “Kami di Wuhan sangat menyayangkan adanya berita yang simpang siur yang beredar di media-media tanah air. Berita-berita tersebut tidak mencerminkan kebenaran yang terjadi,” sebut rilis itu.
Salah satu WNI di Wuhan, Nugraha Krisdiyanta, menyebutkan WNI di Wuhan baik-baik saja. Semua mahasiswa dalam keadaan sehat. Ketersediaan bahan pangan tercukupi. “Kalaupun menipis, masih ada supermarket yang buka. Seandainyapun kekurangan dana, kami masih memiliki dana di PPITW yang bisa digunakan untuk berbelanja,” ujarnya. (kmb/balipost)