Gubernur Koster membuka Bulan Bahasa Bali, Sabtu (1/2) di Art Centre. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kegiatan Bulan Bahasa Bali selama sebulan penuh, dari 1 sampai 27 Februari 2020 diisi beragam kegiatan. Rinciannya, 14 pagelaran seni budaya, 5 sarasehan yang melibatkan penekun sastra dan penyuluh bahasa Bali, 15 pameran berbasis industri kreatif, pengembangan dan pemajuan bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Selain itu, ada 17 lomba yang berkaitan dengan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Terakhir, agenda penyerahan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh perseorangan ataupun lembaga yang berdedikasi dalam pelestarian pengembangan bahasa, aksara, dan sastra Bali. Bulan Bahasa Bali tahun 2020 resmi dibuka oleh Gubernur Bali, Wayan Koster yang ditandai dengan pemukulan “kulkul” di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Art Center, Denpasar, Sabtu (1/2).

Baca juga:  Terdakwa Kasus Kepemilikan Ratusan Gram Narkoba Tak Banding, Vonis 20 Tahun Inkrah

Menariknya, sebanyak 2.020 peserta dari unsur pelajar, mahasiswa, dan penyuluh bahasa Bali memeriahkan pembukaan Bulan Bahasa Bali dengan mengikuti Festival Nyurat Lontar Massal. Kegiatan dalam pengimplemtasian Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali ini akan berlangsung selama sebulan penuh hingga 27 Februari 2020.

Bulan Bahasa Bali 2020 mengangkat tema “Melarapan Bulan Bahasa Bali, Nyujur Atma Kertih”. Tema tersebut diterjemahkan diantaranya dalam 17 ragam wimbakara (lomba), tiga krialoka (lokakarya) dan empat kali widyatula (diskusi) tematik berkaitan dengan tafsir dan referensi kepustakaan mengenai tema atma kertih, dan prasara (pameran) dengan peserta perguruan tinggi, organisasi bahasa, serta perajin.

Baca juga:  Desa Adat Tegenan Gelar Bulan Bahasa dengan Sejumlah Lomba

Sedangkan maskotnya adalah Manuk Dewata, yaitu burung yang akan mengantar atma ke surga.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengatakan, di era globalisasi, seperti saat ini penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali semakin merosot. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk menanamkan kecintaan terhadap bahasa, aksara, dan saatra Bali harus dilakukan. Bulan bahasa Bali menjadi salah satu kegiatan untuk menumbuhkembangkan dan melestarikan bahasa leluhur.

Meskipun belajar bahasa asing sangat perlu, namun belajar bahasa, akasara dan sastra Bali sangat penting dilakukan. “Ngiring lestariang bahasa, aksara dan sastra Bali untuk menjaga dan mengembangkan peradaban budaya Bali,” tandas Gubernur Koster. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Sejumlah Ortu Calon Mahasiswa Unud Keluhkan Pungutan Dormitory, Rektor Beri Penjelasan Ini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *