Sebuah kloset ditempatkan di samping pelinggih. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berapa hari belakangan ini, fenomena aneh berupa pelinggih Padmasari disandingkan dengan kloset semakin meluas di Kabupaten Bangli. Kloset jongkok dibangun di sebelah pelinggih, seperti yang ditemukan di wilayah Banjar Kayang, Desa Kayubihi dan di wilayah Banjar Kawan, Kelurahan Kawan, Bangli.

Bahkan, di wilayah kelurahan Kawan tidak hanya satu kepala keluarga (KK), melainkan 9 KK. Menurut mereka, kloset dibangun karena mendapat pawisik yang merupakan bagian dari menjalankan sebuah aliran kepercayaan. Pemiliknya mempercayai itu merupakan sumber rejeki dan kemakmuran.

Baca juga:  KPU Temukan Istri Sulinggih Jadi Anggota Parpol 

Sulinggih Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Darmita dari Griya Agung Sukawati, Gianyar menilai bahwa kloset yang dibangun di samping pelinggih bukanlah pawisik, melainkan hal tersebut pemikiran yang sesat. Dikatakan, tidak ada ajaran manapun yang membenarkan hal tersebut, kecuali ajaran sesat.

Sebab, mencari berkah/rejeki harus ada usaha, kerja yang konsisten, bukan mengharapkan “pawisik”, apalagi dari mahkluk halus. Apalagi, pawasik atau wahyu sudah diturunkan melalui Pustaka Suci Veda, sehingga seharusnya Pusataka Suci Veda dijadikan tuntunan dan pedoman hidup sebagai perjuangan memenuhi kebutuhan hidup.

Baca juga:  Sebarluaskan Literasi Digital, Diskominfos Provinsi Bali Gelar Lomba Video Pendek

“Yuyam patah svastibih sa danah, berkah atau rejeki lancar dengan kerja yang cerdas. Kenapa kita tidak yakini kitab suci kita. Sahabat kita di sana sedang gencarkan mensosialisasikan kitab sucinya di medsos, saya salut. Saya berusaha untuk itu, demikian yang lainnnya juga sama, saya salut banyak generasi kita banyak yang mumpuni. Yang jelas kloset yang dibangun tidak pada tempatnya, apalagi di tempat suci, itu seperti lakon sesat,” tegasnya. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Palinggih Piasan Pura Bukit Bintang Ambruk
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *