DENPASAR, BALIPOST.com – Kematian babi akibat penyakit yang belum bisa dipastikan berdasarkan perhitungan Bali Post mencapai 1.206 ekor. Data itu dikumpulkan dari sejumlah laporan yang diperoleh di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Bali.
Namun, data tersebut dibantah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali. Menurut Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dr. drh. IKG. Nata Kesuma, MMA., Senin (3/2), jumlah babi yang mati mencapai 888 ekor. Kasus kematian babi ini tercatat terjadi di enam kabupaten yaitu Badung, Tabanan, Gianyar, Bangli, Karangsem dan Denpasar.
Berdasarkan data, rinciannya di Kabupaten Badung sebanyak 598 ekor, Tabanan sebanyak 219 ekor, Denpasar 45 ekor, Gianyar 24 ekor, serta Bangli dan Karangasem masing-masing satu ekor. Ia mengatakan sambil menunggu hasil laboratorium, pihaknya telah menurunkan bantuan pusat pemberian disinfektan untuk 5000 ekor babi.
Ia juga menambahkan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap daging babi sekaligus memulihkan ekonomi dan kondisi psikologis peternak, pihak Dinas Pertanian berencana menggelar makan daging babi. Dikatakannya kegiatan itu berlangsung pada Jumat (7/2). “Kegiatan makan babi ini untuk menunjukkan daging babi aman dikonsumsi. Virus yang menjangkit saat ini tidak menular dari babi ke manusia,” ujar Nata. (Wira Sanjiwani/balipost)