Petugas melakukan pengecekkan penumpang yang turun di Bandara I Gusti Ngurah Rai. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dihentikannya penerbangan ke dan dari seluruh destinasi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Mainland China per 5 Februari karena virus Corona menjadi tantangan berat bagi Pemerintah Badung. Sebab, selama ini 20 persen kunjungan wisatawan ke Badung didominasi oleh wisatawan Tiongkok.

Menurut Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, bila pembatalan penerbangan ke Tiongkok tersebut berlangsung cukup lama, hal itu bisa berpengaruh besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung. “Saya rasa akan sangat signifikan pengaruhnya,” kata Suiasa, Senin (3/2).

Baca juga:  Jika Sejumlah Parameter Ini Terpenuhi, Bali Dibuka untuk Wisman

Ia pun mengatakan langkah antisipasi harus segera diambil. Salah satunya adalah melakukan pengalihan promosi ke negara lain yang potensial.

Di sisi lain, penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok sebenarnya sudah terjadi secara bertahap ke Bali. Hal tersebut dicermatinya pada akhir 2018, dimana kunjungan wisatawan tersebut turun mencapi 400 ribu wisatawan. Padahal dahulu kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali mencapai 2,3 juta wisatawan.

Kemudian di akhir 2018 tercatat kunjungan wisatawan China hanya mencapai 1,9 juta wisatawan. “Jadi hal ini juga sedang kami lakukan pengecekan, berapa jumlah kunjungan wisatawan China pada 2019. Apakah terjadi peningkatan atau penurunan. Namun karena virus Corona, tentu saya rasa ini akan berdampak pula terhadap kunjungan wisatawan China,” tambahnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  2018, Badung akan Rasionalisasi Pengumpan Trans Sarbagita
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *