potensi
Bunga Gumitir. (BP/dok)
TABANAN, BALIPOST.com – Agama Hindu dan budaya Bali tidak lepas dari bunga. Kebutuhan akan bunga di Bali cukup besar. Bahkan untuk bunga jenis Gumitir atau juga disebut Marigold ini bisa mencapai delapan ton per hari dan uang yang harus dibelanjakan untuk bunga ini bisa mencapai 200 milyar dalam setahun.

Hal ini diungkapkan oleh Senior Product Manager Cap Panah Merah PT East West Seed Indonesia (Ewindo), Wakrimin di Baturiti beberapa waktu lalu.

Menurutnya Bali memiliki industri dan market yang sangat besar untuk bunga Gumitir. Untuk itu pihaknya saat ini selain  mengenalkan sejumlah varietas unggul bunga, juga mengedukasi petani mengenai teknik budidaya bunga menggunakan biji untuk mendapatkan hasil panen yang lebih besar dengan biaya produksi rendah.

Seperti diketahui, bunga Gumitir adalah salah satu bunga yang menjadi pilihan utama masyarakat Bali untuk membuat persembahan atau sesajen. Bunga ini juga banyak digunakan oleh pelaku pariwisata di Pulau Dewata baik berupa bunga potong maupun pot sebagai penghias ruangan dan taman. Permintaan bunga yang memiliki nama ilmiah Tagetes erecta ini di Bali sangat tinggi dan akan meningkat bersamaan dengan pelaksanaan upacara hari besar keagamaan.

Baca juga:  Truk Terguling Picu Kemacetan Panjang

Wakrimin memperikirakan nilai industri bunga Gumitir  per tahun di Bali mencapai Rp 100-200 miliar. Kebutuhan bunga marigold di Bali mencapai 8 ton per hari. Sementara kebutuhan bibitnya mencapai 100 kilogram per bulan. Ia melanjutkan teknik budidaya bunga Gumitir menggunakan benih atau biji ini diharapkan dapat lebih meningkatkan potensi pendapatan petani.

Jika dihitung, untuk bunga Gumitir diperkirakan biaya yang dibutuhkan petani adalah sekitar Rp 3.000 untuk setiap tanaman. Potensi produksi setiap tanaman Gumitir varietas Maharani Oranye F1 rata-rata adalah 1,5 kg dan dapat mulai dipanen pada umur 35 hari setelah penanaman. Dengan harga jual sekitar Rp 10.000 per kg, potensi pendapatan petani dapat mencapai sekitar Rp 15.000 per tanaman.

Baca juga:  Tinggi, Potensi Kerawanan Pilkada 2024

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Budana, Kamis (1/6) mengatakan potensi bunga Gumitir di Tabanan memang besar. Ini bisa dilihat dari banyaknya subak  di Baturiti yang melakukan pengembangan bunga Gumitir. ‘’Karena pasti berhasil. Olehkarenanya banyak petani di Baturiti yang memanfaatkan lahannya menanam bunga  jenis ini disamping sayuran,’’ jelas Budana.

Meski selalu berhasil, bukan berarti bunga Gumitir gampang dalam hal pemeliharaan. Seperti halnya cabai, bunga ini memerlukan perawatan intensif seperti pemupukan dan penyemprotan. Bunga ini juga sangat sensitif pada cuaca. Dimana saat curah hujan tinggi menjadi cepat busuk sehingga memerlukan perhatian ekstra.

Baca juga:  Jual Obat Kuat, Pedagang Asal Demak Diadili

Bantuan yang diberikan untuk pengembangan bunga Gumitir ini kata Budana pernah dikucurkan bantuan dari pusat pada tahun 2015 berupa bantuan benih dan pupuk. Sayangnya, saat diajukan kembali program ini sudah dihentikan oleh pusat dan saat ini petani memenuhi kebutuhan bibit dan pupuk secara mandiri.

Mengenai nilai jual bunga Gumitir  menurut Budana tergantung dari permintaan pasar. Saat permintaan tinggi terutama saat banyak upacara keagamaan, harga bunga ini bisa mencapai Rp 40.000 per kilogram. Namun saat permintaan rendah dan produksi banyak harga jualnya hanya Rp 5000 per kilogramnya. ‘’Tetapi rata-rata bunga ini dibeli di petani sekitar Rp 15.000 per kilogram,’’ paparnya. (wira sanjiwani/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *