Sejumlah penumpang kapal berada di Pelabuhan Gilimanuk. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Pelabuhan Gilimanuk merupakan pintu masuk darat yang utama di Pulau Bali. Pascamerebaknya wabah Corona sejak beberapa waktu lalu, pelabuhan tidak melengkapi peralatan cek penumpang kapal dengan thermo scanner layaknya di Bandara Ngurah Rai.

Kendati demikian, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan tetap mewaspadai para penumpang yang memiliki riwayat demam tinggi. Caranya menggunakan alat termometer infrared.

Hal tersebut terungkap saat rapat koordinasi kesiapsiagaan Virus Corona di lantai III Kantor Bupati Jembrana, Rabu (5/2). “Alatnya tidak seperti thermo scanner seperti di Bandara. Tetapi termometer infrared, fungsinya sama juga tetapi tidak seperti thermo scanner yang lebih canggih. Di Gilimanuk pelabuhan domestik, hanya beberapa pelabuhan internasional yang memiliki antisipasi khusus,” ujar salah satu petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga:  Buleleng Konfirmasi 4 Pasien Positif COVID-19, Faktanya Seperti Ini

Meskipun tidak secanggih thermo scanner, penerapan termometer infrared ini juga dilakukan 24 jam melibatkan petugas di pintu ke luar penumpang Pelabuhan. Dalam rapat tersebut, petugas ini juga mengungkapkan untuk antisipasi ini ada beberapa pelabuhan di Bali yang menerapkan seperti Pelabuhan Celukan Bawang di Buleleng.

Tetapi, pemeriksaan kesehatan pada seluruh awak kapal dilakukan sebelum kapal bersandar. “Dulu pernah di Celukan Bawang, dilakukan protap pemeriksaan kesehatan saat kapal dari luar negeri itu masih labuh. Setelah dinyatakan steril baru bisa bersandar di pelabuhan,” tambahnya.

Baca juga:  Istilah PPKM Darurat Tak Lagi Digunakan, Kemenkes Sebut Situasi Pandemi Jawa-Bali Belum Berubah

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Jembrana, Gusti Ngurah Sumber Wijaya mengatakan rapat koordinasi antarinstansi terkait ini digelar untuk langkah antisipasi dan kesiapsiagaan Jembrana sebagai pintu masuk Bali terkait dengan virus Corona. Sejumlah stakeholder diikutkan untuk menyatukan persepsi apa langkah-langkah yang akan dilakukan dan dampak yang diminimalisir ketika hal tersebut terjadi. “Kalau pariwisata tidak terlalu. Karena di Jembrana juga kunjungan turis, terutama dari China masih kecil,” ungkapnya.

Baca juga:  Tabanan Zona Merah COVID-19, Dari Upaya Spiritual hingga Penambahan "Bed" Dilakukan

Selain itu juga untuk kesiapsiagaan, rencananya akan dilakukan simulasi penanggulangan virus Corona ini. Jembrana pernah mendapatkan pengalaman saat terjadi virus Flu Burung pada 2006. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *