ENDE, BALIPOST.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sukses mengangkat sejarah, budaya dan destinasi unggulan di manapun di tanah air. Semangat nasionalisme yang dibangun Menpar Arief Yahya, tetap mengarah pada spirit profesional, membangun kebanggaan dengan berjaya di pariwisata dunia.

“Kejayaan Pancasila itu harus dibangun melalui sukses di level dunia. Kita ini bangsa pemenang, dan pariwisata membuktikan menang di 22 negara dan 46 nomor yang dikalibrasi dengan global standart sejak 2016,” jelas Menteri Arief Yahya.

Tidak terkecuali di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sarat dengan sejarah lahirnya Pancasila. Momentum Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2017 ini tetap dirayakan di Ende, Flores, NTT dengan Pesona Parade Kebangsaan.

Arief Yahya sendiri sempat hadir 2015 lalu untuk mengikuti prosesi dan rangkaian perhelatan “Pesona Parade Kebangsaan” itu. Tahun ini Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar Wawan Gunawan yang mewakili Menpar di pesta budaya hingga upacara peringatan 1 Juni 2017 di Lapangan Pancasila, Ende, Flores NTT.

Upacara yang digelar dengan khidmat itu dipimpin langsung Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. “Dengan memperingati lahirnya Pancasila oleh Bung Karno di Ende ini, kita harus terus mempertahankan keberagaman, cita-cita mulia Bung Karno untuk Indonesia yang satu, harus terus dipertahankan oleh bangsa kita,”kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya yang dibacakan langsung oleh Menteri Eko.

Baca juga:  Cobain Yuk! Swafoto di Menara Bambu Hitam

Kemenpar pun ikut andil dalam mengkumandangkan #JayalahPancasila di acara tersebut. Pasalnya, Setelah penampilan para seniman dan Wayang Ajen di Puncak Danau Tiga Warna Kelimutu pada Rabu (31/5) pagi, acara berlanjut ke kegiatan parade seni dan budaya pada malam harinya di Lapangan Pancasila di pusat wilayah Kabupaten Ende.

Ribuan masyarakat berkumpul bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, Bupati Ende Marsel Petu, Kemenpar yang diwakili Deputi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti, dan seluruh stake holder di wilayah NTT. Mereka sangat antusias menyaksikan penampilan demi penampilan seni dan budaya di atas panggung utama yang ditampilkan seluruh komunitas dan kelompok seni budaya di Ende, NTT.

Setelah parade seni dan budaya, acara berlanjut ke Taman Inspirasi yang letaknya bersebelahan dengan Lapangan Pancasila. Di taman inilah dahulu, saat Soekarno diasingkan oleh Belanda ke Ende, tercetus pemikiran Pancasila yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia.

Butir-butir Pancasila, oleh Soekarno, terinspirasi dari kehidupan masyarakat Ende yang majemuk namun dapat hidup berdampingan dengan damai.

Acara malam renungan Bung Karno berlangsung khidmat. Dimulai dengan mengheningkan cipta, pembacaan doa, doa bersama, pembacaan beberapa kutipan ujaran atau kata mutiara Bung Karno, dan penyalaan lilin api secara bersama-sama, yang dimulai dari api yang satu dengan saling berbagi.

Hal tersebut menggambarkan pelita bangsa dibangun berdasarkan semangat gotong royong. Esthy Reko Astuti didampingi Wawan Gunawan dalam sambutannya mengatakan, Parade Pesona Kebangsaan menjadi atraksi utama dan geliat pariwisata di Flores. Menjadi brand dan citra khusus Ende, dibandingkan dengan kota lain di Indonesia.

Baca juga:  2nd North Sumatera International Choir Competition 2017 Dibuka Kemenpar

“Parade Pesona Kebangsaan kini telah menjadi ikon dari kota dan masyarakat Ende, sesuai dengan amanat pak Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa acara besar ini harus dilaksanakan secara konsisten dan pagelarannya harus terus meningkat kualitasnya bahkan harus berkelas dunia,” kata Esthy.

Parade Pesona Kebangsaan juga melengkapi daya tarik alam yang telah melegenda di Kabupaten Ende, seperti Danau Kelimutu, desa-desa adat serta alam tropis Flores. “Daya tarik ini hendaknya disadari penuh dan dikemas secara profesional dengan standar global,” ujarnya.

Pemerintah, sebut Esthy, sebelumnya telah menetapkan Badan Otorita Terpadu Labuan Bajo, NTT, sebagai satu dari sepuluh destinasi prioritas. Strategi dan arah kebijakan telah digariskan dan kini giliran masyarakat dan para pemangku kepentingan yang perlu terlibat dan berperan.

“Kita harus menjadikan pariwisata sebagai penggerak ekonomi, menghidupkan kreativitas budaya sekaligus mempererat soliditas sosial,” kata sambutan Menpar Arief Yahya yang dibacakan langsung oleh Esthy.

Esthi berharap penyelenggaraan Parade Pesona Kebangsaan dapat diselengarakan secara berkelanjutan serta dikelola dengan lebih kreatif dan tentunya melibatkan partisipasi warga yang akhirnya dapat menjadi perayaan tahunan yang manfaatnya dapat dirasakan masyarakat Ende dan Indonesia secara keseluruhan.

Pemerintah akan terus mendukung, terutama melalui tiga langkah prioritas. Yakni digitalisasi pemasaran, pembangunan homestay desa wisata dan aksesibilitas bandara, yang juga hendaknya menjadi panduan bagi pemda, swasta dan masyarakat.

Baca juga:  Apa Yang Menarik Obama ke Jogja? Jawabannya: Gamelan dan Prambanan 

“Sesuatu yang tidak terlalu sulit bagi Ende karena modal sosial dan infrastruktur telah terbentuk,” kata Menpar Arief Yahya lagi seperti diungkapkan oleh Esthy.

Parade Kapal juga berjalan sangat meriah. Betapa tidak, satu kapal besar milik TNI Angkatan Laut bersandar di Dermaga Ende yang mengangkut berbagai suku dan agama sambil memekikkan #JayalahPancasila.

Dengan iringan lagu Garuda Pancasila branding nasional milik Kemenpar #PesonaIndonesia bertebaran dan berkibar di puluhan kapal peserta lomba yang juga bagian dari rangkaian Parade Pesona Kebangsaan 2017.

Seperti diketahui, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar mendukung acara puncak yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2017 di Lapangan Pancasila, Ende, Flores.

Kabupaten Ende menjadi saksi kehidupan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Kentalnya nilai sejarah yang dialami Bapak Plokamator yang lahir pada 6 Juni 1901 dengan daerah ini diabadikan melalui event tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017 untuk napak tilas sejarah Bung Karno di Ende.

Tidak hanya soal Bung Karno, di Ende, destinasi wisatanya sangat banyak dan beragam. Selain Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno, Pesona Ende memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *