Sekolah
Siswa SMP sedang berada di luar kelas. (BP/dok)

Kemerdekaan Belajar. Istilah keren ini memang lagi ngetren di dunia pendidikan. Malahan saking topnya banyak yang kemudian memplesetkan artinya. Kemerdekaan belajar diartikan ‘’mau belajar, mau tidak, pokoknya bebas merdeka’’. Tentu ini salah. Sangat salah.

Hal ini muncul manakala ada semacam ketidakmampuan orangtua serta guru dalam memberikan batasan bagi sebagian besar anak atau anak didiknya yang sudah kecanduan gadget. ‘’Zat adiktif’’ yang bernama handphone ini sudah mendominasi kehidupan anak-anak dari dunia dia sebenarnya. Dari dunia belajarnya terutama.

Kecanggihan teknologi tentu tidak bisa dibendung. Tinggal sekarang bagaimana memanfaatkannya dengan baik dan benar. Menggunakan perangkat itu untuk tujuan kemerdekaan belajar. Merdeka dari tekanan serta kewajiban siswa yang begitu menumpuk, sehingga mereka kekurangan waktu sebenarnya untuk bermain serta bersosialisasi.

Baca juga:  Memanfaatkan Medsos Berebut Calon Pemilih Milenial

Kebanyakan tugas, pekerjaan rumah, mata pelajaran dan lainnya memaksa mereka untuk melahap semua itu. Tanpa memperhitungkan kemampuan masing-masing individu yang tentu berbeda. Seandainya mereka bisa memilih, tentu barangkali akan lain ceritanya. Mereka akan jadi lebih fokus, gembira dan menyatu dengan apa yang dipelajarinya. Kemudian mereka akan merasa tidak cukup dengan gurunya, sehingga pada akhirnya akan mencari referensi lain. Ya, melalui perangkat gadget-nya. Ini yang namanya komplementasi, melengkapi keingintahuan.

Baca juga:  Berdemokrasi yang Santun

Ini tentu positif. Bukan kebalikannya seperti yang terjadi saat ini. Siswa begitu jenuh dengan seabrek pelajaran, sehingga mereka kari ke handphone dan merasa benar-benar merasakan ‘’kemerdekaan belajar’’. Jadi, jangan istilahnya saja yang keren. Ayo kerjakan. Semua pihak hendaknya mendukung gerakan ini.

Merdeka belajar hendaknya memberikan harapan baru bagi generasi muda bangsa tumbuh sesuai jati dirinya. Jangan membelenggu mereka dengan target-target yang kita pasang. Kita sadari bersama sering kali target yang kita pasang jauh dari kebutuhan dunia kerja dan perkembangan kekinian. Adaptasi dunia kerja dengan konsep merdeka belajar ini tentu memberikan harapan baru.

Baca juga:  Dilematisnya Perekrutan Guru

Yang pasti mari kita dukung gerakan ini bersama-sama. Mari fasilitasi gerakan merdeka belajar sesuai peran kita masing-masing. Adaptasi harus dilakukan semua elemen agar hasilnya lebih optimal. Terobosan baru ini mestinya menjadikan bangsa ini lebih berdikari dan profesional dalam dunia pendidikan.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *