Sejumlah wisatawan mancanegara sedang berjalan-jalan di Kuta. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali mulai memasang strategi baru untuk mengantisipasi dampak penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok. Menyusul adanya penutupan sementara penerbangan dari dan ke negeri tirai bambu.

Selain mengoptimalkan pangsa pasar tradisional, juga menggenjot MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dari APBN. “Kita mohon ke Pak Presiden agar kegiatan-kegiatan seperti MICE misalnya, terutama yang berasal dari anggaran APBN, ini untuk bisa diadakan lebih banyak di Bali,” ujar Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati usai melakukan persembahyangan di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Sabtu (8/2).

Baca juga:  BaliCEB, Upaya Bali Gaet Wisatawan "Berduit"

Pria yang akrab disapa Cok Ace ini menambahkan, upaya tersebut juga dibarengi dengan peningkatan promosi di luar negara Tiongkok. Pihaknya kini melirik negara-negara seperti Vietnam yang cukup potensial dengan adanya direct flight setiap hari dari Hanoi. Kemudian India yang pertumbuhannya juga cukup bagus diatas 50 persen turut menjadi atensi.

“Disamping negara-negara lain seperti Amerika, Eropa, dan Australia, tetap juga menjadi pangsa pasar tradisional kita,” imbuh mantan Bupati Gianyar ini.

Baca juga:  Penglingsir Puri Saren Ubud Dampingi Cok Ace Mencoblos

Cok Ace berharap, upaya menggenjot ke dalam dengan MICE dan ke luar lewat promosi ke pangsa pasar tradisional ini dapat menjaga pariwisata Bali tetap survive. Utamanya ditengah wabah virus corona yang kini melanda Tiongkok. Mengingat di tahun 2019, kunjungan wisatawan Tiongkok berada di peringkat 2 sebanyak 1.185.519 atau menyumbang hampir 20 persen kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

“Dengan demikian, kami bisa menjaga jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja dan lain sebagainya. Tentu akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas sekali,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Puri Ubud
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *