Seorang perajin di Badung membuat hiasan dinding dan lainnya dari logam. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perajin di Bali, baik yang kecil maupun skala besar sudah tak lagi bergantung pada naik turunnya sektor pariwisata. Sebab, sudah ada pangsa pasar lain yang disasar, seperti konsumen yang doyan belanja online dan ekspor kebutuhan produk furniture untuk sektor properti di mancanegara.

Menurut Wakil Ketua Asephi Bali Komang Satya, Minggu (9/2), perilaku konsumen telah berubah. Saat ini, online shop membawa perubahan perilaku konsumen kerajinan.

Baca juga:  Gubernur Koster Ungkap Alasan Dihentikannya Sistem Ganjil Genap

Online shop membuka pasar dunia yang memungkinkan setiap orang bertransaksi dari berbagai negara dengan varian harga yang kompetitif.  Industri kerajinan skala kecil di Bali ada yang bisa bersaing, namun tidak sedikit pula yang tak mampu mengikuti perkembangan zaman.

Namun, ia mengungkapkan, sektor kerajinan tetap tidak bisa dilepaskan dari pariwisata meski tidak sepenuhnya tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini mengingat produk kerajinan yang sifatnya gift atau souvenir merupakan kebutuhan wisatawan.

Baca juga:  Tak Hanya Masih Bertahan di Zona Kuning, Ketaatan Prokes Bali Juga di Atas 95 Persen

Ditambahkannya, pariwisata merupakan pintu gerbang produk kerajinan Bali hingga dikenal ke mancanegara. Produk kerajinan Bali khususnya berupa peralatan dapur dan furniture kini diekspor dalam jumlah besar ke berbagai negara. Industri kerajinan besar yang pangsa pasarnya ekspor pun sudah tidak lagi bergantung pada naik turunnya kondisi pariwisata Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN