GIANYAR, BALIPOST.com – Warga dibuat geger dengan insiden penebasan yang dilakukan I Wayan Mandi (65) terhadap anak kandunganya I Made Parwata (39), di rumah mereka di Banjar Penida, Desa Batuan, Sukawati, Jumat (2/6). Dari kejadian ini sang ayah dengan barang bukti sebilah parang langsung diamankan ke Mapolsek Sukawati.
Informasi dihimpun keributan berawal dari cekcok kedua pihak yang sudah berlangsung sejak, Kamis (1/6). Saat cekcok itu Parwata diduga sempat mengusap minyak angin ke wajah ayahnya. Namun setelah itu keributan berhasil dilerai oleh keluarga setempat.
Namun tidak berhenti sampai disitu, cekcok berlanjut keesokan harinya, yakni pada Jumat pagi sektiar pukul 08.30 wita. Kala itu Parwata masuk ke pekarangan rumah dan hendak menengok ibunya. Nah saat Wayan Mandi melihat anaknya ia langsung naik pitam dan menegur dengan nadak kasar “Kenken ci? Ape kal benyahang” (bagaimana kamu? apa yang akan dihancurkan?).
Usai mengucapkan kata kasar itu, ia langsung mengambil parang. Kemudian mengarahkan senjata tajam itu kearah anak keduanya itu. Mandi yang emosi juga melayangkan parang sebanyak 3 kali. Tiga sabetan parang itu mengenai dua bagian kaki Parwata. Kaki kiri Parwata mengalami luka di bagian betis dengan ukuran 20x3x5 centimeter dan luka 10x1x12 cm. Lalu di bagian kaki kanannya, terkena tebasan pada bagian jari dengan ukuran luka 3x2x2 cm.
Usai ditebas Parwata masih bisa berupaya, serta berteriak minta tolong. Warga setempat yang terkejut melihat kejadian ini langsung memberikan pertolongan, serta melarikan Parwata ke RS Ganesha Desa Celuk.
Sementara beberapa warga yang terkejut melihat kejadian berdarah ini sontak membunyikan kulkul bulus. Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Putu Sugiarta menyatakan kasus ini diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Sebab korban tidak melaporkan kasus ini ke polisi. “Korban telah menerima dan tidak akan memperpanjang kejadian ini ke ranah hukum,” ujarnya.
Sementara Wayan Mandi saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sukawati mengaku kesal dengan ulah putranya Parwata. Sebab semenjak tidak diberikan menggadai sertifikat tanah, korban disebut sering mengancam sang ayah. Ancaman pun kerap diterima Mandi, mulai diancam di siram air keras, diancam di siram air aki. Terakhir Parwata ini memoleskan minyak angin dicampur air saat Mandi tertidur. “Tadi (kemarin, red) saat anak saya mengancam mau memukul, dari pada saya dipukul duluan, makanya saya bawa parang,” jelasnya. (manik astajaya/balipost)
Neh..pasti bertemu ulian warisan..
sabar pak, jalan menuju roma masih panjang