BANGLI, BALIPOST.com – Jembatan bambu yang selama ini menjadi akses transportasi satu-satunya warga di Subak Yeh Tangga, Desa Subaya, Kintamani, hanyut terseret arus sungai saat hujan deras melanda wilayah setempat, Selasa (11/2) siang. Akibatnya, puluhan kepala keluarga (KK) di Subak Yeh Tangga kini terisolir.
Perbekel Desa Subaya, Nyoman Diantara, mengatakan, hujan deras melanda wilayah Subaya dan sekitarnya pada pukul 11.00-14.30 Wita. Air di Sungai Yeh Tangga pun meluap hingga mengakibatkan jembatan bambu yang melintang di atas sungai hanyut. “Sekarang warga kami di sana tidak bisa ke mana-mana,” jelasnya.
Wilayah Subak Yeh Tangga berada jauh dari pusat desa. Untuk menuju ke pusat desa, warga setempat yang terdiri atas 22 KK harus jalan kaki menaiki bukit sekitar 3 kilometer. Guna memenuhi kebutuhan hidup dan pendidikan, mereka lebih dekat ke wilayah Tejakula, Buleleng.
Menurut Diantara, jembatan bambu hanyut terseret arus sungai Yeh Tangga ini bukan yang pertama. Setiap musim hujan sekitar Februari, akses jalan itu sering lenyap. “Tinggi jembatan sekitar dua meter. Mungkin karena arusnya deras, sehingga airnya meluap dan menyeret jembatan,” ujarnya.
Pihaknya sudah sempat memohon kepada Pemkab Bangli agar dibuatkan jembatan permanen bagi warga di Yeh Tangga, namun belum direalisasikan. Sebab, kewenangan membangun jembatan di sana ada di Pemprov Bali. (Swasrina/balipost)