nelayan
Ilustrasi
GIANYAR, BALIPOST.com – Warga digegerkan dengan penemuan bangkai orok di pesisir Pantai Lembeng, Desa Ketewel, Sukawati, pada Minggu (4/6). Orok berkelamin laki-laki, tubuhnya penuh luka dan langsung dibawa ke RSUP Sanglah. Sementara polisi yang menerima laporan ini langsung melakukan penyelidikan.

Informasi dihimpun, orok pertama kali ditemukan nelayan setempat, Wayan Windan. Awalnya pria 40 tahun ini membuat pos nelayanan bersama sejumlah temannya di Pantai Lembeng sejak Minggu pagi sekitar pukul 08.00 wita. Memasuki Minggu siang sekitar pukul 12.30 wita, Wayan Windan berjalan ke arah timur di pantai tersebut untuk mencari umpan.

Baca juga:  Desa Adat Padpadan Gelar ”Karya Ngusaba Desa”

Nah berjarak sekitar 150 meter sebelah timur dari pos nelayan itu lah,  Wayan Windan menemukan sesosok orok yang masih berwarna merah muda. Merasa takut Wayan Windan pun menyampaikan temuan ini ke temannya, I Nyoman Siarka dan kemudian saksi Siarka mengajak Wayan Suweca menuju tempat penemuan benda mencurigakan tersebut.

Setelah dicek bersama, akhirnya dipastikan temuan itu adalah bangkai orok yang tubuhnya penuh luka. Temuan ini lantas dilaporkan ke polisi yang berjaga di Pos Ketewel. Posisi ditemukan orok dari pantai sekitar 5 meter. Keadaan orok saat ditemukan sudah meninggal. Dari penglihatan awam jorok tersebut berjenis kelamin laki-laki, dengan tubuh orok tampak kemerahan penuh luka.

Baca juga:  Jelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, Pemkab Gianyar Gelar Gerakan Pangan Murah

Temuan ini pun menarik rasa penasaran warga setempat, sehingga saat proses evakuasi yang dilakukan cukup dipadati warga. Tidak berselang lama temuan ini lantas di bawa ke RSUP Sanglah untuk dilakukan visum.

“Kita akan segera melakukan penyisiran diseputaran lokasi, dengan menyasar kos-kosan, termasuk pendataan wanita yang baru memeriksakan kehamilan,“ kata Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP I.B. Mas Kencana, yang ditemui dilokasi kejadian.

Baca juga:  Nelayan dan Pokdarwis Gelar Apel di Tepi Laut

Menurut Mas Kencana, aksi pembuangan orok yang dilakukan pelaku diperkirakan belum lama, yakni sekitar sehari atau dua hari lalu. “Perkiraan ini kami ambil dari orok yang belum mengeluarkan aroma menyengat, jadi kemungkinan itu baru lahir dan langsung dibuang,“ ujarnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *