Petani sedang memanen salak untuk dipasarkan. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Saat musim panen raya, petani salak di Karangasem gigit jari lantaran harga salak anjlok. Hal ini akibat tidak maksimalnya serapan pasar.

Salah seorang petani salak, I Nengah Suwena mengatakan, harga salak anjlok sejak Januari lalu atau sejak dimulainya panen raya. “Panen raya biasanya berlangsung dari Januari sampai Maret. Sedangkan Maret sampai Desember biasanya mulai produksi menurun. Kala itu harga salak baru bagus,” ucapnya.

Baca juga:  Pengadilan Tipikor "Hattrick" Bebaskan Belasan Terdakwa Korupsi di Karangasem

Suwena menambahkan, sebelumnya harga salak dari Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per kilogram. Tapi, saat ini harganya sangat jeblok menjadi hanya Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogramnya.

Inilah yang membuat petani salak merugi. “Produksi banyak, sedangkan permintaan salak menurun. Jelas merugi. Bahkan kondisi ini hampir rutin terjadi setiap tahunnya,” katanya.

Dia menjelaskan, banyaknya produksi salak sampai membuat buah salak yang dihasilkan sampai membusuk dan dibuang tak bisa dijual. Dia mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Hari Raya, Harga Salak Naik Dua Kali Lipat
BAGIKAN