BANGLI, BALIPOST.com – Bangli memiliki banyak tempat wisata spiritual. Salah satunya Pura Taman Pacampuhan Sala.

Pura yang berlokasi di Banjar Sala, Desa Abuan, Susut itu punya beberapa sumber mata air yang dialirkan melalui pancuran-pancuran. Oleh masyarakat keberadaan sumber mata air itu diyakini sangat baik dipakai untuk membersihkan diri atau melukat.

Pura Taman Pacampuhan Sala merupakan pura kuno. Pura tersebut mulai dikenal dan ramai didatangi pemedek, sejak selesai ditata pada 2017.

Baca juga:  Sasar Driver Ojol, Sepasang Kekasih Lakukan Curanmor Ditangkap

Pemedek yang datang untuk melukat dan bersembahyang tidak hanya berasal dari seputaran Bangli, banyak juga berasal dari luar Bali seperti Lombok, Semarang hingga ada yang dari mancanegara. Saat rahinan atau hari suci seperti Banyupinaruh, pemedek yang datang bisa mencapai ribuan orang. Bahkan sampai malam hari.

Menurut Bendesa Adat Sala Ketut Kayana ada beberapa hal yang menjadi daya tarik Pura Taman Pacampuhan Sala. Dari sisi arsitektur, Pura tersebut terbilang unik.

Baca juga:  Bermodus Investasi Lahan dan Bisa Ilmu Kebatinan, Emas Seratus Juta Raib

Terdapat banyak tempat indah dan alami di sana yang juga punya nilai mistis. Yang istimewa, dari Pura Taman Pacampuhan Sala, masing-masing pancuran berasal dari sumber mata air yang berbeda. “Ada sembilan pancuran di sana, di utara ada 4, di timur ada 5, jumlahnya sesuai urip pengider buwana,” terangnya.

Kayana mengatakan, saat ini keberadaan tempat petirtan/penglukatan di Bangli terus bermunculan dan berkembang. Ada yang baru, ada juga yang hasil direnovasi.

Baca juga:  Ucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dan Ramadan, Ini Pesan Gubernur Koster

Menurutnya, kehadiran wisata spiritual melukat saat ini, kemungkinan karena secara niskala, di jaman kali ini sudah banyak kekotoran pada diri manusia maupun jagat. Karena itu secara alami, Ida Sang Hyang Widhi Wasa mendorong dan mengarahkan pikiran umat untuk membangkitkan kembali petirtaan yang ada. “Sehingga banyak krama sekarang membangkitkan yang sudah ada,” terangnya.

Selain untuk fungsi spiritual, keberadaan tempat petirtaan/pelukaran juga punya fungsi rekreatif. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN