DENPASAR, BALIPOST.com – Indeks pembangunan kebudayaan menunjukkan kualitas tata kelola pembangunan kebudayaan. Secara nasional, nilai indeks pembangunan kebudayaan masih rendah yakni sebesar 54,74 persen.
Menurut Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc., Selasa (25/2) masih ada beberapa isu strategis dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Misalnya dalam sektor pengendalian penduduk dan daya saing yang masih rendah di kalangan usia produktif.
Di sektor sosial, cakupan peserta JKN masih di bawah 90 persen. Demikian pula pemenuhan layanan dasar, angka kematian ibu dan stunting masih tinggi.
Selain itu, dimensi ekonomi budaya menempati peringkat paling rendah dengan nilai sebesar 30,55 persen. Hal ini menunjukkan potensi kekayaan budaya belum dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagian besar daerah masih memiliki nilai indeks pembangunan kebudayaan di bawah rata-rata nasional. Bali dengan kehidupan budaya yang masih tetap eksis menduduki posisi kedua dengan nilai 65,39 berada di bawah Yogyakarta yang berada di peringkat I dengan nilai 73,79. (Asmara Putera/balipost)