buah
Sejumlah pedagang buah yang dulunya berjualan di depan Pasar Gilimanuk kini berjualan di depan Terminal Barang dekat Gelung Kori. Mereka berharap ada solusi terbaik agar mereka juga bisa berjualan seperti sediakala. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah pedagang buah yang berjualan di depan Pasar Gilimanuk belakangan ini gundah. Pasalnya pascapelebaran jalan mereka di relokasi ke Terminal Lama Gilimanuk. Kondisi itu membuat dagangan mereka sepi bahkan tidak ada yang membeli. Alhasil, tenda-tenda bantuan Kementerian Perdagangan yang diterima tahun 2012 lalu itu kosong.

Sejumlah pedagang kini memilih berjualan di depan Terminal Barang dekat Gelung Kori. “Kami tidak tahu kemana lagi harus berkeluh kesah pak, disini sekarang kami jualan dikejar-kejar petugas,” ujar

Samiani, salah seorang pedagang buah. Dari 24 pedagang buah yang dulunya berjualan di depan pasar Gilimanuk, kini hanya tersisa 10 pedagang berjualan di depan Terminal Barang. Hasil dagangan mereka juga merosot jauh dan kini terancam untuk digusur. Mereka berjualan di pinggir jalan ini untuk mendapatkan sesuap nasi karena dinilai lokasi yang tepat. Lantaran di Terminal Lama Gilimanuk lokasi relokasi, tidak ada yang membeli.

Baca juga:  9.942 Pekerja Gianyar Dirumahkan, 225 Kena PHK

Made Suasti, pedagang buah lainnya juga mengaku resah dengan kondisi ini. Apalagi beberapa kali mereka didatangi petugas trantib untuk digusur. Para pedagang ini juga warga Gilimanuk yang sudah lama berjualan di depan Pasar Gilimanuk. Harapan mereka sempat muncul ketika Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan belum lama ini datang meninjau pembangunan dan memberikan solusi agar mereka berjualan di tempat ini tetapi menjorok ke belakang.

Baca juga:  Begini Harga Kopi Jelang Panen Raya di Tengah Pandemi Covid-19

“Tetapi memang itu belum pasti, karena itu tidak mudah dan kami memahaminya. Paling tidak itu memberi kami asa. Kami juga warga Gilimanuk yang hidup dari berjualan buah,” tambah Samiani.

Selain kedua pedagang itu, yang masih bertahan berjualan dilokasi tersebut diantaranya Nyoman Merta, Ketut Rustiana Dewi, Ketut Astuti, Widiati, Ketut Sekar, Kadek Ayu Pastini, Wiwin dan Komang Armini.

Mereka berharap ada solusi terbaik yang tidak menggusur mereka. Apalagi mereka sudah bertahun-tahun berjualan buah dan pernah mendapat bantuan dari Kementerian Perdagangan berupa tenda. Di lokasi saat inipun sejumlah pedagang mengaku hasil jualan mereka juga tidak banyak yang terjual. Tidak seperti di depan Pasar Gilimanuk dulu. Kalaupun memang di depan Pasar Gilimanuk sudah tidak boleh, mereka berharap bisa berjualan dilokasi sekarang ini. (surya dharma/balipost)

Baca juga:  Tindakan "Joki" Klinik Rapid Test di Gilimanuk Meresahkan, Pengelola Dikumpulkan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *