Petani kopi robusta di Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, bisa menghasilkan dua ton per hektar. (BP/mud)

SINGARAJA, BALI POST.com – Buleleng serius menggarap potensi kopi robusta. sebab, kopi ini dianggap memiliki rasa yang unik, sehingga mempunyai tempat tersendiri di kalangan pencinta kopi.

Varietas kopi robusta banyak dibudidayakan di Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu. Petani di desa ini bisa menghasilkan kopi robusta dua ton per hektar. Sebanyak 24 orang petani bergabung dalam Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, Desa Pucaksari, membudidayakan kopi robusta turun-temurun sejak tahun 1980. Luas lahan yang digunakan kurang lebih 100 hektar. Hasilnya pun mulai dikemas dan dipasarkan dengan menggandeng pihak swasta.

Baca juga:  Kejar Pendapatan dari Sumber Daya Air, Sungai di Bangli akan Dipasangi ''Watermeter''

Ketua Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, I Nyoman Cindrayama, Kamis (5/3), menjelaskan petani di kelompoknya menghasilkan kopi kering rata-rata 2 ton per hektar. Hasil ini tergantung pula dari beberapa faktor. Salah satunya yang utama adalah cuaca. Jika cuaca mendukung, hasil panen bisa melebihi dua ton.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagperinkop UKM) Drs. Dewa Made Sudiarta, Buleleng mengincar pasar kopi robusta lewat kerja sama antarinstansi. Sesuai tupoksi, Disdagperinkop UKM akan melakukan pendampingan mengenai pemenuhan izin seperti izin dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga:  Kasus Konfirmasi Covid-19 di Buleleng Bertambah 4 Orang

“Ini dilakukan agar produk kopi robusta dari Desa Pucaksari bisa menembus pasar nasional bahkan internasional. Kami juga bantu pemasarannya,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN