TABANAN, BALIPOST.com – Kasus babi mati di Kabupaten Tabanan meluas. Berdasarkan data Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, hingga Jumat (6/3), jumlah babi yang mati sangat tinggi.

Dari data itu, jumlah babi mati sudah mencapai angka 3.602 ekor. Angka ini diprediksi terus bertambah, lantaran ada peternak yang enggan melaporkan ternak babinya yang mati dengan dalih tidak ada penanganan dari pemerintah.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Naik Lagi! Bogor Berlakukan Kembali Pakai Masker

Kasi Keswan Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Drh. Ni Nengah Pipin Windari seizin Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana, Jumat (6/3), mengatakan, data tersebut sejak 10 Januari atau saat ditemukannya kasus di Desa Jegu, Penebel.

Terkait pembagian disinfektan, diakui Pipin, saat ini memang masih belum cukup. Pasalnya, stok disinfektan yang ada saat ini berasal dari bantuan perusahaan swasta. “Bantuan dari perusahaan ada kaporit 150 kilogram, BKC 160 liter, sementara usulan pengadaan disinfektan 1.200 liter pada APBD masih berproses,” ucapnya.

Baca juga:  Inmendagri No. 62 Atur Libur Nataru, Ini Pengetatan Pembatasan di Tempat Wisata

Bantuan dari perusahaan-perusahaan tersebut sudah dibagikan pada para peternak melalui Puskeswan. Di Kabupaten Tabanan ada tiga Puskeswan selaku perpanjangan tangan Dinas Pertanian yakni Puskeswan 1 yang berlokasi di Baturiti mewilayahi Kecamatan Baturiti, Penebel dan Marga, Puskeswan 2 yang berlokasi di Sanggulan mewilayahi Kecamatan Kediri, Tabanan dan Kerambitan serta Puskeswan 3 yang berlokasi di Serampingan, Selemadeg Timur mewilayahi Selemadeg, Selemadeg Timur, Selemadeg Barat dan Pupuan. (Puspawati/balipost

Baca juga:  Di Tengah Gerimis, Pasien Positif COVID-19 Meninggal di Klungkung Dikuburkan
BAGIKAN