DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah merebaknya wabah COVID-19 yang melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia, optimisme harus dibangun. Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali, Made Ariandi, Jumat (6/3), sepinya wisatawan jangan disikapi berlebihan.
Pariwisata Bali berbeda dengan pariwisata di tempat lainnya. Bali dengan pariwisata dengan akarnya budaya dan merupakan warisan leluhur diyakini akan mampu bertahan.
Ia mengatakan pariwisata Bali selama ini kerap kali dilanda peristiwa yang sama namun pada akhirnya bisa terlewati. Menurutnya, di dunia ini ada penyakit, pasti ada penyembuhan. Itu sudah hukum alam.
Untuk itu, dalam kondisi ini kita harus optimis sehingga bisa bangun. “Kita tidak perlu panik, ikuti perkembangan jangan terpengaruh hoaks,” katanya.
Wisatawan tidak hanya mancanegara, ada juga wisatawan domestik yang jumlahnya 7 jutaan. Wisdom ini bisa diandalkan untuk bertahan dalam sektor pariwisata.
Selain itu, dalam masa ini perlu dilakukan evaluasi dan membangun kesempatan dalam menciptakan kembali pariwisata Bali yang berkualitas dan menciptakan hunian yang bagus. Beberapa hari lalu, wisatawan banyak membatalkan kunjungannya dikarenakan tidak ada pesawat dari negara mereka.
“Saya dapat kiriman video dari kedutaan, bahwa di Beijing sudah mulai ada aktivitas. Mudah-mudahan 1- 2 bulan sudah mulai normal semoga tidak ada lagi Corona turunannya,” ujarnya.
Dampak Corona ini memang menyebabkan semua pengusaha mengalami sepi kunjungan. Namun demikian, pengusaha ritel, Putu Gede Sedana mengaku tetap optimis kondisi ini akan membaik kembali.
Dengan modal keyakinan tetap berpartisipasi, karena ada tamu dari negara lain yang juga tetap berkunjung ke Bali. “Kami tidak khawatir, kita bisa sediakan pasar bagi domestik,” katanya. (Agung Dharmada/balipost)