Salah satu aktvitas ekonomi Bali di Pasar Seni Kuta. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Virus Corona (COVID-19) menjadi pukulan berat bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Badung. Sebab, UMKM di Badung masih menjadi sektor pendukung pariwisata.

Ketua Asosiasi Industri, Perdagangan dan UKM (Asperinda) Badung, Putu Andika, Sabtu (14/3), mengungkapkan pelaku UMKM sangat merasakan dampak pandemi ini. Pasalnya, kebanyakan UMKM, khususnya di Badung menyuplai industri pariwisata.

Pengusaha juga kesulitan dalam hal ekspor semenjak adanya pembatasan akses ke negara-negara tertentu. Bahkan dia menyebut penurunan ekspor mencapai sekitar 70 persen. “Dalam hal pengiriman produk, kami mengalami banyak kesulitan karena adanya pembatasan ini,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Belasan Terjangkit, Tinggal Segini Jumlah Anggota DPRD Bali yang Positif COVID-19

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, di tengah kesulitan pemasaran, pengusaha dipusingkan ongkos produksi. Biaya itu tentu harus dibayar oleh pengusaha.

Ia mengatakan pelaku usaha, bahkan untuk bertahan pun,  akan sangat sulit ke depannya. Terutama jika pandemi COVID-19 tak kunjung reda.

Terkait hal tersebut, Andika berharap pemerintah memberikan solusi agar pelaku UMKM bisa bertahan di tengah ancaman virus Corona. Salah satunya, pemerintah diharapkan memfasilitasi sehingga perbankan memberikan keringanan kepada UMKM dalam hal pembayaran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga:  Jadi Alternatif Pengobatan Terjangkau, Jamu Tradisional Perlu Disaintifikasi 

“Kalau penyetopan pemungutan PHR kan sudah ada kebijakannya, nah bagaimana dengan kami? Kalau Bali di-lockdown, kami susah bergerak. Berikan kami keringanan agar kami bisa bertahan,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN