Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Kamis (19/3) dinihari Bali diguncang gempa cukup keras. Peristiwa itu terjadi pukul 1.45 Wita.

Dari data BMKG pusat gempa berada di Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara. Jenis gempa tektonik ini, menurut analisis BMKG adalah gempabumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=6,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=6,3.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 11.4 LS dan 115.04 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 305 km arah Selatan Kota Denpasar, Bali pada kedalaman 10 km.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Kembali di Atas 4.000 Orang, Hari Ini Bali di Luar 10 Besar

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG l, Rahmat Triyono, ST.,Dipl. Seis., M.Sc, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).

Tak hanya Badung yang merasakan guncangan gempabumi ini dirasakan di Denpasar, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kota Mataram IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Kuta, Sumbawa Barat, Sumbawa, Bima, Dompu, Lombok Utara III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Baca juga:  Tiga Kabupaten Ini Laporkan Total Kasus COVID-19 Baru Capai 104 Orang

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. “Hingga hari Kamis, 19 Maret 2020 pukul 01.04 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan. (Winatha/balipost)

BAGIKAN