DENPASAR, BALIPOST.com – Gempabumi skala 6,3 SR terjadi pada Kamis (19/3) sekitar pukul 1.45 Wita. Gempa yang berjenis tektonik ini mengguncang wilayah Bali, Lombok, Sumbawa Barat, dan Jawa Timur.
Dalam rilisnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar masyarakat mewaspadai zona sumber gempa di selatan Bali. Sebab, sumber gempa ini berpotensi menghasilkan gempa besar dan menimbulkan tsunami.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, zona outer rise selatan Bali ini patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan. Sebab, zona sumber gempa ini mampu memicu gempa besar dengan mekanisme turun sehingga dapat menjadi generator tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter magnitudo 6,3 dengan episenter terletak pada koordinat 11,4 LS dan 115,04 BT tepatnya di laut pada jarak 305 kilometer (km) arah selatan Kota Denpasar, Bali, pada kedalaman 10 km. Gempa tersebut bersumber di zona outer rise Bali.
BMKG mencatat hingga pukul 7.00 Wita terjadi 12 kali gempa susulan yang dipicu oleh adanya aktivitas patahan tepat di Zona Palung Jawa (Java Trench). Karena patahan batuan terjadi pada bagian Lempeng Indo-Australia, maka gempa ini dapat disebut sebagai gempa intraslab, tetapi masih berada di zona sumber gempa di luar zona subduksi (outer rise).
Gempa yang bersumber di zona outer rise Bali tidak hanya sekali ini saja terjadi. Sebelumnya zona outer rise Bali pernah mengalami gempa signifikan sebanyak tiga kali, yaitu pada 9 Juni 2016 dengan magnitudo 6,0, pada 17 Maret 2017 dengan magnitudo 5,3, dan pada 9 Juni 2019 dengan magnitudo 5,1.
Dikutip dari Antara, salah satu contoh gempa dahsyat yang bersumber di zona outer rise di Indonesia yang pernah memicu tsunami mematikan adalah zona outer rise di selatan Sumbawa. Sumber gempa ini memicu Tsunami Lunyuk, Sumbawa, pada 19 Agustus 1977.
Saat itu gempa dahsyat 8,3 SR yang oleh para ahli gempa populer disebut sebagai ‘The Great Sumba’ telah memicu terbentuknya patahah dasar laut dengan mekanisme turun sehingga memicu terjadinya tsunami setinggi sekitar delapan meter dan menewaskan lebih dari 300 orang. Zona sumber gempa outer rise juga pernah memicu tsunami mematikan di luar negeri, yaitu peristiwa Tsunami Sanriku di Jepang tahun 1933 yang dipicu oleh gempa dengan magnitudo 8,6. Tsunami ini menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Selanjutnya adalah peristiwa tsunami Samoa di Pasifik yang terjadi pada 29 September 2009. Gempa kuat dengan magnitudo 8,1 di zona outer rise dekat subduksi Tonga juga memicu tsunami dahsyat yang menewaskan 189 orang. (Winatha/balipost)