AMLAPURA, BALIPOST.com – Aksi turun ke jalan ratusan warga Desa Adat Jasri, Kamis (19/3), dipicu aksi pencabutan penjor yang diduga dilakukan salah satu warga Desa Adat Perasi. Polisi berusaha meredam emosi warga agar tidak terjadi konflik lebih luas.
Warga Desa Adat Jasri, Nyoman Mawi Yudistira menjelaskan kronologi turunnya warga ke jalan ini. Ia mengatakan ada oknum warga yang merusak dua penjor yang dipasang warga Desa Adat Jasri untuk persiapan upacara keagamaan. “Penjor tumbang diketahui warga Jasri sekitar pukul 09.00 Wita. Penjor yang ditumbangkan ada dua buah yang dipasang di sebelah kanan dan kiri. Karena mengetahui penjor tumbang, salah seorang warga Jasri menyampaikan ke warga. Setelah itulah warga datang ke perbatasan,” jelas Yudistira.
Penasihat Desa Jasri, I Nyoman Putra Adnyana menjelaskan, pemasangan penjor itu merupakan rangkaian upacara pada sasih kesanga dan upacara ngusaba nini di desa adat setempat. Penjor memang dipasang di daerah perbatasan desa adat.
Sementara itu, Kapolres Karangasem AKBP Ni Nyoman Suartini menegaskan, pihaknya akan segera mempertemukan prajuru Desa Adat Jasri dengan prajuru Desa Adat Perasi untuk membicarakan persoalan ini. “Saya akan memediasi dan berusaha menyelesaikan persoalan hari ini juga. Dengan catatan, warga tenang dan kembali dulu. Saya berharap persoalan ini bisa segera diselesaikan,” katanya.
Terkait, perusakan penjor yang dilakukan oleh oknum warga, pihaknya akan memprosesnya sesuai dengan unndang-undang yang berlaku. “Kalau ada pelanggaran hukum, kita akan proses sesuai dengan undang-undang. Siapapun yang merusak, kita tindak sesuai proses hukum yang berlaku,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)