Perdana Menteri, Justin Trudeau. (BP/AFP)

OTTAWA, BALIPOST.com – Mulai Sabtu (21/3) waktu setempat, perbatasan Kanada-Amerika Serikat (AS) akan ditutup. Pengumuman itu disampaikan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Kamis (19/3), dikutip dari AFP.

“Kami terus bekerja untuk menghasilkan kesepakatan antara Kanada dengan AS. Saya pikir itu akan tercapai,” kata Trudeau.

Pemimpin Kanada dan keluarganya telah mengisolasi diri selama seminggu setelah istri PM Kanada, Sophie, dites positif COVID-19 setelah pulang dari berbicara di Inggris.

Baca juga:  Denpasar Kembali Tambah Belasan Kasus COVID-19, Usia Pasien Terjangkit Termuda 2 Tahun

Trudeau dan Presiden AS, Donald Trump pada Rabu (18/3), mengumumkan perbatasan dua negara ditutup sementara. “Pengertian saya, langkah itu akan dilakukan pada Jumat malam menuju Sabtu, jadi sekitar satu setengah hari,” ujarnya.

Trump telah mengatakan bahwa perbatasan AS-Kanada akan dibuka kurang lebih 30 hari.

Langkah ini merupakan rangkaian dari kebijakan AS pascalarangan kunjungan dari Eropa, Tionfkok, dan sejumlah negara di dunia yang mengalami peningkatan kasus COVID-19.

Baca juga:  KPU Badung Siapkan Skenario Pencoblosan Saat Pandemi Covid-19

AS telah melaporkan 10.755 kasus COVID-19, setidaknya 150 meninggal.

Di Kanada, jumlah kasus mencapai 800 per Kamis, dengan 11 kematian. “Yang menjadi perhatian kami adalah lonjakan jumlah kasus yang meningkat dari hari ke hari, serta laporan dari provinsi terkait kasus baru yang tidak ada hubungannya dengan orang bepergian,” kata Kepala Bidang Kesehatan Publik, Theresa Tam.

Hampir 2 miliar dolar produk dan 400 ribu orang melintas perbatasan Kanada-AS ini tiap harinya.

Baca juga:  Bali Sukses Perangi Rabies: Pendekatan Multihelix dan One Health

Dalam kesempatan itu, Trudeau juga meminta warga Kanada yang berada di luar negeri untuk pulang. Sekitar 3 juta warga Kanada bekerja dan hidup di luar negeri. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN