bandara
Penadatangan dilakukan Pangkoopsau I Marsda TNI Imran Baidirus dan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, dan Walikota Tasikmalaya Budi Budiman di Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jumat (9/6). (BP/son)
TASIKMALAYA, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan ditandainya Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya menjadi enclave sipil, dan dioperasikan untuk penerbangan sipil komersial. Penadatangan itu dilakukan Pangkoopsau I Marsda TNI Imran Baidirus dan Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso, dan Walikota Tasikmalaya Budi Budiman di Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jumat (9/6).

Menurut Agus, Presiden Jokowi menginstruksikan agar Bandara Wiriadinata bisa beroperasi dalam sebulan ke depan. Kemenhub memang sudah menyiapkan pengoperasian bandara tersebut. “Sudah ada maskapai yang aplly untuk terbang ke Tasik ini. Kami sedang memroses perizinannya. Nanti maskapai ini akan terbang menggunakan pesawat ATR 72,” tutur Agus.

Agus menambahkan, ada beberapa hal yang perlu dibenahi agar bandara milik TNI AU ini bisa operasi komersial. Sementara itu, terkait navigasi penerbangan, hanya dari satu sisi saja untuk lepas landas dan mendarat. “Pepohonan dan semak di sisi utara runway itu perlu dipangkas agar sudut pendaratan pesawat lebih clear,” kata Agus, seraya mencontohkan, tadi lihat C295 yang dinaiki Pak Jokowi landing-nya agak di tengah karena ada semak-semak yang masih tinggi itu.

Baca juga:  Disiapkan Sembilan Bandara Alternatif Bila Bandara Ngurah Rai Tutup

Landasan pacu yang 1.200 x 30 meter, walaupun cukup untuk didarati ATR 72-500/600 tapi masih restriksi, belum dengan kapasitas penumpang penuh 72-78 orang. Karena itu, ke depan landasan akan diperpanjang.

Menurut Budi, masih ada 600 meter lahan di sisi selatan landasan pacu milik TNI AU yang bisa untuk perpanjangan landasan. Dia pun menyambut antusias dijadikannya Wiriadinata sebagai bandara komersial. “Sejak tahun 2005 sudah ada usulan itu,” kata Budi.

Baca juga:  Penanganan Perubahan Iklim Tak Bisa Gunakan Pendekatan Ekonomi

Bahkan sejak menjabat sebagai walikota tahun 2012, ia terus berupaya agar Tasikmalaya memiliki bandara komersial. Alasannya, potensi ekonomi kota dan sekitarnya sangat besar.

Dirjen Perhubungan Udara pun mengakui, perekonomian Tasikmalaya cukup maju dengan potensi yang besar. “Dengan adanya penerbangan ke sini, diharapkan perekonomiannya makin lebih baik lagi,” ucap Agus.

Terminal bandara pun akan dibenahi, terutama akses menuju teminal yang saat ini masih masuk ke sisi udara (air side). “Untuk sekarang akan dipagar dulu dan aksesnya di luar pagar. Nanti akan dibangun akses yang tidak melewati air side; di bagian barat daya,” jelas Agus.

Siapa yang akan membangun semua fasilitas untuk bandara komersial itu dan bagaimana pembagiannya, belum dibahas secara terinci. Namun, kata Agus, untuk pembangunan Bandara Wiriadinata akan maauk dalam rencana anggaran tahun 2018.

Baca juga:  AS Kembalikan Tiga Objek Cagar Budaya Indonesia

Untuk awalnya, rute penerbangan di Bandara Wiriadinata baru Jakarta-Tasikmalaya PP. Kedepan, kata Agus, bisa ada penerbangan ke/dari Solo dan Surabaya.

Dibukanya Bandara Wiriadinata sebagai enclave sipil, kata Agus, merupakan milestone atau tonggak dibukanya penerbangan jalur selatan Pulau Jawa. Sesuai pula dengan Nawa Cita ketujuh, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. “Akan dibangun pula infrastruktur bandara di Jawa Barat selatan (Sukabumi selatan) dan di Banten selatan (Pandeglang),” ungkap Agus.

Hal untuk mempercepat pembangunan dan implementasi dibukanya jalur penerbangan di selatan Pulau Jawa itu memang ditekankan oleh Presiden Jokowi, yang diinstruksikan kepada Dirjen Perhubungan Udara sebelum Presiden melakukan kunjungan ke kawasan Tasikmalaya. (Nikson/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *