Salah satu ogoh-ogoh yang dibuat menyambut Hari Suci Nyepi. (BP/Dokumen)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ratusan ogoh-ogoh sudah terlanjur dibuat. Tetapi, menjelang diarak saat pengerupukan, instruksi Gubernur Bali membuat semua rencana buyar.

Banyak STT (Sekaa Truna-Truni) merasa kecewa, karena sudah menghabiskan banyak waktu untuk membuat dan menghabiskan banyak biaya. Namun, demi kesalamatan bersama dari wabah COVID-19, ratusan ogoh-ogoh itu sementara harus “dimuseumkan” di setiap banjar.

Ratusan ogoh-ogoh sudah dibuat di empat kecamatan di seluruh Klungkung. Sebagaimana data Polres Klungkung, di Kecamatan Banjarangkan sudah terdata sebanyak 91 ogoh-ogoh, Kecamatan Klungkung 84 ogoh-ogoh berukuran besar dan 47 ogoh-ogoh berukuran kecil.

Baca juga:  Ini, 12 Ogoh-ogoh yang Ramaikan Kesanga Festival 2024

Kecamatan Nusa Penida ada sebanyak 98 ogoh-ogoh dan Kecamatan Dawan sebanyak 66 ogoh-ogoh. Total, ada sebanyak 386 unit. Seluruhnya sudah terdata dengan baik, lengkap dengan penanggungjawabnya.

Camat Klungkung Komang Gde Wisnuadi, Sabtu (21/3) menyampaikan pihaknya sudah meneruskan instruksi Gubernur Bali. Pada prinsipnya semua pihak mau menerima, meski kecewa.

Tetapi, setelah adanya instruksi itu, kalangan pemuda harus lapang dada. Sementara, ogoh-ogoh yang sudah terlanjur dibuat, disimpan di masing-masing bale banjar sambil menunggu situasi pulih kembali. “Sudah sepakat tidak mengarak. Sementara hanya disimpan di banjar. Tetapi, ada juga akan menyiapkan pawai,” kata Wisnuadi.

Baca juga:  Malam Pangerupukan, 297 Ogoh-ogoh Diarak di Klungkung

Pejabat ini menambahkan, agenda pawai ini direncanakan agar kalangan pemuda tidak kecewa. Tetapi, pelaksanaan pawai belum dipastikan kapan akan dilakukan.

Setelah wabah Covid-19 mereda, akan dibicarakan lebih lanjut. “Ada Desa Gelgel, rencananya bikin pawai itu. Bagaimana teknisnya, saya belum tahu detailnya. Baru opsi, tetapi bukan sekarang. Nanti setelah situasi aman,” tegasnya.

Camat Banjarangkan I Gusti Agung Mahajaya, juga menyampaikan di Kecamatan Banjarangkan, ogoh-ogohnya juga disimpan di banjar. Kalau tidak memang tidak bisa diarak sekarang, bisa dipakai tahun depan.

Baca juga:  30 Ibu Hamil Positif HIV Jalani PMTCT, Belasan Bayi Negatif

Karena acara parade maupun pawai yang sudah direncanakan tahun ini, semua sudah dibatalkan. Pihaknya mengaku sudah turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan bahaya COVID-19.

Selain itu, juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan serentak di tempat-tempat umum sebagai upaya pencegahan. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN