MADRID, BALIPOST.com – Spanyol pada Sabtu (21/3) melaporkan lonjakan 32 persen dalam kematian baru akibat corona virus. Dilaporkan terjadi kematian total menjadi 1.326 kasus, tertinggi kedua di Eropa setelah Italia.
Jumlah infeksi di seluruh negeri juga melonjak hingga 24.926 kasus, kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.
Ibukota Madrid tetap menjadi yang paling terjangkit, menurut penghitungan yang dilaporkan oleh kementerian. “Kasus-kasus meningkat dan akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Maria Jose Sierra kepada wartawan.
Tidak ada yang tahu kapan wabah di Spanyol akan memuncak, tambahnya. Mereka yang telah meninggal, terutama adalah orang-orang berusia di atas 70 dan khususnya di atas 80-an.
“Hampir 70 persen pasien yang ditempatkan di unit perawatan intensif berusia lebih dari 60 tahun,” tambahnya.
Namun demikian, antara satu dan dua persen dari mereka yang dirawat di rumah sakit berusia di bawah 20 tahun. Angka-angka baru mengikuti lonjakan baru dalam kematian dan infeksi pada Jumat (20/3) waktu setempat.
Spanyol telah mengeluarkan perintah isolasi diri untuk sekitar 46 juta orang yang hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk pekerjaan penting, belanja makanan, alasan medis, atau untuk mengajak anjing jalan-jalan.
Sekitar 2.800 tentara telah dimobilisasi untuk mendisinfeksi stasiun kereta api dan bandara. “Serta untuk membawa bantuan kepada orang tua yang rentan,” kata Jenderal Miguel Villarroya, Kepala Staf Pertahanan.
Para pejabat telah mendistribusikan ratusan ribu masker bedah, hotel-hotel yang diadaptasi untuk merawat orang sakit dan memproduksi ratusan ribu alat uji.
Italia adalah negara yang terkena dampak terburuk di Eropa dalam hal jumlah kematian, diikuti oleh Spanyol dan Prancis. (Diah Dewi/balipost)