WELLINGTON, BALIPOST.com – Status darurat nasional diumumkan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Rabu (25/3) waktu setempat. Negara ini pun bersiap melakukan penguncian total pada tengah malam seiring meningkatnya penyebaran COVID-19.

Dilansir dari Antara, deklarasi darurat nasional ini diambil setelah terjadinya lonjakan kasus virus corona menjadi 205 kasus ketika pemerintah memberlakukan isolasi diri untuk semua orang. Semua layanan, sekolah, dan kantor yang tidak penting ditutup selama sebulan mulai pukul 23.00 waktu setempat.

“Mulai tengah malam ini, kami berdiam di rumah untuk berlindung dari virus corona selama empat minggu sebagai upaya menghentikan dan memutus penyebaran virus,” ujar Ardern kepada parlemen.

Baca juga:  Masih Anjlok, Penjualan Garam Amed Akibat Pandemi Covid-19

Ia pun mengingatkan kemungkinan temuan lebih banyak kasus karena Selandia Baru terlambat untuk memulai. “Jangan salah ini akan menjadi lebih buruk. Kami memiliki kelambatan dan kasus akan meningkat untuk minggu depan atau lebih. Kemudian kita akan mulai tahu seberapa sukses kita.”

Ardern mengatakan kepada parlemen bahwa karantina wilayah itu dipicu oleh bukti awal penularan COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Sebanyak 50 kasus baru dikonfirmasi pada hari Rabu.

Baca juga:  Dihentikan, Aktivitas Pendidikan dan Praktek Lapangan di RSUP Sanglah

Semua layanan yang tidak penting, bar, restoran, kafe, tempat senam, bioskop, kolam renang, museum, perpustakaan, taman bermain, dan tempat lainnya akan ditutup. Supermarket, dokter, apotek, stasiun layanan dan akses ke layanan perbankan yang penting semuanya akan tersedia.

Ardern memperingatkan pembatasan akan diberlakukan dengan ketat. Deklarasi darurat nasional kali ini menjadi yang kedua bagi Selandia Baru.

Darurat nasional yang pertama dinyatakan oleh pemerintah pada 23 Februari 2011, setelah gempa berkekuatan 6,3 SR melanda kota Pulau Selatan Christchurch, menewaskan hampir 200 orang.

Baca juga:  Pakai Masker Lagi, Tingkatkan Deteksi Dini

Selandia Baru, dengan populasi sekitar 5 juta orang, memiliki lebih sedikit infeksi virus corona dibandingkan dengan negara lain.

Namun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bergerak cepat untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Kasus di negara tetangga, Australia, telah melonjak melewati 2.250 dan para pejabat telah memperingatkan infeksi dapat membanjiri layanan medis. (kmb/balipost)

BAGIKAN