VAR
Ilustrasi. (BP/dok)

JENEWA, BALIPOST.com – Salah satu upaya penting yang perlu dilakukan dalam memutus penyebaran COVID-19 adalah kerjasama antarnegara di bidang riset dan pengembangan. Menurut, Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Jumat (27/3) dalam video conferencenya, hal ini sangat penting sehingga penyakit ini bisa tertangani.

Ia pun memperkirakan sebuah vaksin COVID-19 yang aman dan sudah dites secara semestinya baru bisa diproduksi paling tidak setahun lagi hingga 1,5 tahun ke depan. Disebutkan, tes untuk vaksin ini sudah berlangsung.

Baca juga:  Per 1 Agustus, Tambahan Kasus COVID-19 Harian Bali Masih Puluhan Orang

Diungkapkannya, sejumlah pasien di Norwegia dan Spanyol saat ini sedang mencoba tes vaksin dalam sebuah program WHO yang dinamakan percobaan solidaritas. Mereka akan diujicoba menggunakan 4 obat berbeda dan kombinasi obat-obatan itu.

Sebanyak 45 negara mengikuti percobaan ini dan diperkirakan akan lebih banyak negara lagi yang berpartisipasi. “Ini akan mempercepat kita memperoleh hasil,” kata Tedros.

Semua negara diingatkan agar berhati-hati dalam menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan COVID-19, sebab ada sejumlah obat yang bekerja di atas kertas maupun di tabung tes, tapi tidak bekerja dengan baik pada manusia bahkan bisa membahayakan. “Kita harus mengikuti bukti-bukti. Tidak ada jalan pintas,” tegasnya.

Baca juga:  Dua Hari Berturut, Bali Nihil Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Ia pun mengatakan bahwa sejumlah obat-obatan yang belum terbukti dapat menyembuhkan COVID-19 tapi berguna untuk menyembuhkan penyakit lainnya mengalami penipisan stok.

Dalam kesempatan itu, ia pun melaporkan bahwa Dana Solidaritas COVID-19 telah mengumpulkan donasi sebanyak 108 juta dolar dalam waktu dua minggu. Sumbangan ini berasal dari 203 ribu individu dan organisasi. “Kita harus bekerja bersama, bersatu, dan tetap tenang,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Iuran BPJS Kesehatan akan Naik, Pemprov Bali Data Ulang PBI
BAGIKAN