DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah dua pekan menjalani belajar di rumah, siswa TK-SMA/SMK belajar di rumah, mengalami kejenuhan. Ujian Nasional untuk SMP sebenarnya diadakan mulai 1 April, sedangkan ujian sekolah sesuai jadwal sekolah. Setelah Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan UN dibatalkan, sekolah pun kini ngebut menggelar ujian sekolah tanpa tatap muka.
SMPN 3 Denpasar mulai Senin (30/3) menggelar Ujian Sekolah (US) secara online bagi siswa kelas IX. Model US online ini guna mendapatkan input kemampuan belajar siswa di rumah. Menurut Kepala SMPN 3 Denpasar I Wayan Murdana, S.Pd., M.Psi., hasil US bukan satu-satunya penilaian dalam rapor dan pelulusan, melainkan digabung dengan nilai rapor semester I-V dan penilaian soal perilaku siswa.
Di SMPN 2 Denpasar, US online baru akan dilakukan Rabu (1/4) nanti menggunakan model google form. Sementara US di sekolah ini dimulai 16 Maret lalu sehingga soal yang sudah dicetak batal dibagikan kepada 338 siswa kelas IX. Kepala SMPN 2 Denpasar Dra. Mercy Victoria Gigir, M.Pd., mengungkapkan model evaluasi ini sudah diujicobakan selama siswa belajar di rumah. Hasil US ini juga bukan penentu kelulusan siswa, melainkan digabung dengan nilai rapor dan ulangan sehari-hari.
Sementara siswa kelas IX SMP PGRI 3 Denpasar sudah menjalan US sebelum masa karantina diberlakukan. Kepala SMP PGRI 3 Denpasar Dr. I Made Suada, M.Si., menegaskan, hasil evaluasi belajar di rumah menjadi bagian integral dari nilai kelulusan. Pihaknya siap menggelar UNBK jika sikon sudah memungkinkan. Selain itu, sekolah setiap hari disemprot cairan disinfektan karena SMP PGRI 3 Denpasar adalah juara I sekolah sehat di Bali.
Agar selama masa belajar di rumah siswanya tak merasa jenuh, SMP PGRI 3 Denpasar alias Spiga menggunakan media internet untuk menggelar berbagai lomba seperti membuat karikatur, poster, menyanyi lagu Bali dan karya ilmiah. Menurut Waka Kurikulum I Nyoman Budastra, S.Pd., lomba juga melibatkan warga sekitar sekolah, guru dan pejabat di Denpasar.
Program ini, kata penanggungjawab admin aplikasi, Ni Made Candra Widayanti, direspons banyak siswa. Lewat aplikasi milik sekolah semua lomba diminati anak-anak, guru dan masyarakat. ‘’Baru kali pertama kami gelar lomba bersifat virtual,’’ jelasnya. (Sueca/balipost)