Peti mati berisi jasad pasien penderita COVID-19 berderet di sebuah gereja di Seriate, Italia pada Sabtu (28/3). (BP/AFP)

ROMA, BALIPOST.com – Italia pada Senin (30/3) waktu setempat mengumumkan perpanjangan masa lockdown. Meskipun langkah yang diambil itu membuat perekonomian di negara itu menjadi lumpuh.

Dikutip dari AFP, perpanjangan masa penguncian atau karantina wilayah tersebut akan dilakukan paling tidak hingga pertengahan April. Saat ini jumlah kasus kematian di Italia menjadi yang tertinggi di dunia, yakni 11.591 korban jiwa.

Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengatakan bahwa tindakan ini diambil untuk memperlihatkan bahwa Italia tidak akan menyerah dalam menghadapi penyakit yang luar biasa ini. Sudah hampir 3 minggu Italia melakukan karantina wilayah, kondisi ini diakui Conte, sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian negara itu. “Itu (perekonomian, red) tidak bisa bertahan lebih lama lagi,” katanya.

Baca juga:  Dikunjungi Jokowi Hanya 20 Menit, Tabanan Siapkan Oleh-oleh hingga Tata Pasar Baturiti

Ia pun mengatakan akan mempelajari upaya-upaya yang bisa dilakukan guna mengendorkan pembatasan-pembatasan yang saat ini dilakukan, tapi tidak bisa secara langsung.

Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza beberapa saat kemudian mengumumkan bahwa seluruh upaya karantina wilayah akan dilakukan hingga 12 April.

Penutupan bisnis dan larangan berkumpul, semestinya habis masa berlakunya pada Jumat (3/4).

Italia merupakan negara barat pertama yang melakukan pengaturan karantina wilayah terhadap pandemi yang sudah menyebabkan 36 ribu jiwa melayang di seluruh dunia.

Baca juga:  Dari Bali Masuk Provinsi Alami Kenaikan Kasus Aktif hingga Australia Laporkan 78 Ribuan Kasus COVID-19

Pada Senin (30/3), jumlah kasus meninggal dalam 24 terakhir yang dilaporkan Italia mencapai 812 orang. Sementara jumlah kasus terinfeksi telah melebihi 100 ribu orang.

Namun di tengah masih tingginya angka kematian, ada sejumlah bukti yang memperlihatkan telah terjadi penurunan penyebaran sejak virus itu menyebar dan menyebabkan kematiannya yang pertama di Italia pada 21 Februari.

Kasus peningkatan harian dari infeksi ini menurun sebanyak 4,1 persen. Jumlah orang yang terinfeksi virus ini di episenter Italia, Lombardi, juga mengalami penurunan sejak pertama terdeteksi. Jumlah orang yang sembuh juga mengalami peningkatan. “Kami melihat adanya jumlah orang yang sembuh sebanyak 1.590 dalam 24 jam terakhir,” kata Kepala Badan Perlindungan Sipil, Angelo Borrelli. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Klaim Kesehatan Naik Signifikan, Sejumlah Penyakit Ini Mendominasi
BAGIKAN