Seorang anak membantu orangtuanya memupuk tanaman melon di Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Virus Corona (COVID-19) melumpuhkan semua sektor. Bukan hanya pariwisata, sektor UMKM, perdagangan besar, hingga pendidikan juga ikut terdampak. Kondisi ini dikhawatirkan akan menimbulkan kemiskinan baru akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir.

Guru Besar Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian Unud, Prof.Dr.Ir. Nyoman Sucipta, MP., yang dihubungi, Kamis (2/4), menyebutkan tidak dipungkiri kasus COVID-19 ini berdampak pada semua sektor kehidupan. Tidak terlepas apakah dampaknya besar, menengah atau kecil.

Baca juga:  Sebagai Abdi Negara Jangan Memiliki Sifat "Ngebosi"

Kondisi inilah yang perlu disikapi bersama baik oleh pemerintah, masyarakat, akademisi, untuk bersinergi mencari solusi terbaik dalam memutus penyebaran COVID-19 ini. Dikatakan, bila sektor lain sudah terdampak cukup besar, kini menjadi saat yang tepat bagi kaum milenial untuk kembali ke pertanian.

Momentum inilah yang sangat tepat bagi kaum milenial yang sebelumnya kurang tertarik dengan pertanian, untuk kembali ke sektor ini. Baik itu menyangkut produksi, budi daya, pemasaran, serta distribusinya. “Saya tetap mengajak generasi muda untuk mencintai pertanian, sesuai dengan bidang saya, literasi pertanian,” katanya.

Baca juga:  Dari Wacana Tolak Turis “Backpacker” akan Rugikan Bali hingga PPKM Berlanjut

Pertanian yang dimaksud, kata dia, bukan lagi yang tradisional seperti para leluhur yang diterapkan dulu. Kini, sudah ada teknologi yang bisa diterapkan dalam sektor pertanian.

Inilah yang menjadi lahan bagi kaum mileinial untuk bisa beralih ke sektor pertanian. Metode yang digunakan ini tetap mengacu pada outcome atau output tingkat produksi yang lebih baik. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN