Suasana di Pantai Sanur, Denpasar. Salah satu kawasan pariwisata yang akan menjadi zona hijau. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor pariwisata benar-benar terdampak penyebaran virus Corona (COVID-19). Bahkan, kini okupansi hotel di kawasan wisata di Denpasar terjun bebas, persentasenya hanya 1 digit.

Kepala Dinas Pariwisata Denpasar MA. Dezire Mulyani, Senin (6/4) mengakui kondisi sektor pariwisata yang sebelumnya menjadi sumber PAD, kini justru terpuruk. Akibat kasus COVID-19 ini, kunjungan wisatawan ke Denpasar semakin kecil.

Karena itu, tidak salah bila tingkat hunian hotel benar-benar sangat kecil, di bawah 5 persen. Melihat kondisi ini, sejumlah pengelola hotel telah melakukan penutupan operasional hotel.

Baca juga:  Tahun Ini, Arus Mudik di Pelabuhan Gilimanuk Naik Hingga 7 Persen

Karena bila tingkat huniannya kecil, pengelola dipastikan juga akan rugi banyak. “Sudah jauh, sangat jauh. Di bawah 5 persen dan bahkan banyak hotel yang sudah tutup utamanya yang ada di wilayah Sanur,” kata Dezire.

Dezire mengatakan akibat merebaknya kasus COVID-19 ini, banyak wisatawan yang sebelumnya menginap di Sanur, memilih pulang ke negaranya. Karena pemerintah negara mereka sudah meminta semua warganya untuk pulang.

Baca juga:  Jika Tak Ada Halangan, Sudikerta Bakal Bebas Lebih Cepat

“Sudah kebanyakan yang balik ke negaranya, ada yang dijemput sama negaranya karena istilahnya membantu menyelamatkan warganya,” katanya.

Menurutnya yang masih tersisa hanya wisatawan yang tertinggal oleh rombongan. Ada juga memilih tinggal di Bali karena dirinya sehat dan takut terkena virus saat ke negaranya. Serta, wisatawan yang menjadi ekspatriat karena sudah menikah dengan orang Bali.

Sementara itu, sambil menunggu kondisi kembali normal, pihaknya mengaku telah mempersiapkan ancang-ancang untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di Denpasar.Jika kondisi sudah kembali normal, pihaknya akan memperkuat promosi di dalam negeri.

Baca juga:  Air Danau Batur Tak Layak Konsumsi, Warga Mulai Khawatir

“Jika normal kembali, langkah pertama yang akan kami ambil, ya… promosi di dalam negeri dulu diperkuat. Setelahnya baru ke luar, karena kan setiap negara berbeda-beda kondisinya,” katanya. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN