Gubernur Bali, Wayan Koster (kanan) didampingi Wagub Bali, Cok Ace. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan kembali merangkak naik pada triwulan IV. Terutama setelah harus mengalami penurunan di triwulan II saat ini dan kemungkinan masih berlanjut di triwulan III akibat COVID-19.

Sekalipun kenaikan itu nantinya tidak mungkin mencapai target yang sudah direncanakan. “Akumulatif sampai triwulan IV menurut saya masih positif. Walaupun tentu dibawah dari target yang kita rencanakan. Rencana kan 6 persen pertumbuhannya di Bali,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan keterangan pers usai rapat Tim Percepatan Penanganan Dampak dan Pemulihan Akibat COVID-19 di Jayasabha, Denpasar, Senin (13/4).

Menurut Koster, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 3 persen saja sudah bagus. Kondisi ini tidak lepas karena Bali menggantungkan perekonomian pada sektor pariwisata.

Baca juga:  Dari Keluhkan Pungutan Dormitory Unud hingga Lakantas Maut di Jembatan Yeh Otan

Sekalipun COVID-19 bisa lebih dikendalikan kalau seluruh Pekerja Migran Indonesia /ABK asal Bali sudah pulang seluruhnya ke Pulau Dewata, tapi proses pemulihan tidak akan bisa dilakukan secepat yang diharapkan. Ini karena ada faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pergerakan perekonomian Bali.

Melihat situasi sekarang, ada Permenkumham yang melarang WNA untuk berkunjung atau bahkan hanya sekedar transit di Indonesia. “Jadi sudah praktis dari sisi regulasi, wisatawan kita nol sejak April. Karena itu, sudah pasti pengusaha bidang pariwisata itu mengalami stuck, tidak berjalan,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Koster, kasus COVID-19 di pasar domestik seperti Jakarta masih cukup besar dan terus naik di daerah itu. Dengan demikian, kunjungan wisatawan domestik juga sama-sama belum bisa diharapkan seperti halnya kunjungan wisman.

Baca juga:  Hampir Sepekan Kasus Harian Bali Capai 80-an, Hari Ini 50 Persennya di Satu Kabupaten

Saat ini, hotel-hotel yang tutup sudah mencapai lebih dari 90 persen. Kondisi tersebut diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.

“Domestik tidak ada, asing juga tidak ada. Karena itu, sudah pasti dampaknya besar sekali terhadap pariwisata. Seberapa besar ini konsekuensinya, kita berharap jangan sampai ada PHK,” jelasnya.

Dalam waktu dekat, Koster akan mengundang para pemilik hotel agar tidak melakukan PHK terhadap karyawannya. Apalagi, mereka sudah cukup lama beroperasi di Bali dan mendapatkan manfaat yang cukup besar.

Maka risiko yang dihadapi sekarang harus ditanggung bersama dalam beberapa bulan kedepan. Para pemilik hotel diharapkan bisa memahami situasi sekarang dan bisa berkontribusi untuk tidak melakukan PHK. “Kalau merumahkan sudah pasti, karena tidak ada kerjaan sekarang. Tapi yang penting jangan sampai di-PHK. Berarti dia masih dapat bayaran,” terangnya.

Baca juga:  Musim Kemarau, BI Antisipasi Cadangan Pangan

Terkait target PHR, Koster menyebut otomatis akan berat bagi pemerintah kabupaten/kota. Pihaknya juga sudah memproyeksikan konsekuensi terhadap pertumbuhan perekonomian Bali dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sebagai dampak COVID-19.

Sampai akhir April nanti, pihaknya masih akan melihat perkembangan sumber pendapatan asli daerah di provinsi dan kabupaten/kota se-Bali. Baik yang berdampak pada program-program yang dijalankan pemerintah daerah, maupun dampak terhadap kehidupan masyarakat. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *