DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah pandemi COVID-19, perbankan tetap menyalurkan kredit. Hanya saja perbankan kini lebih selektif memilih debitur.
Direktur Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma, Kamis (23/4), mengatakan, penyaluran kredit tidak dihentikan mengingat ada bidang-bidang yang menyediakan bahan pangan pokok. Prioritas pemberian kredit disalurkan ke sektor pangan, perdagangan, kesehatan yang sejauh ini juga masih tinggi permintaan.
Namun diakui, pihaknya lebih selektif menyalurkan kredit dengan memperhatikan kondisi usaha debitur. “KUR juga sama. Kemarin ada Peraturan Menteri Perekonomian tentang itu, tetap jalan Cuma kita tetap lakukan seleksi,” ujarnya.
Pemberian kredit yang lebih selektif, dikatakannya, tidak terkait dengan likuiditas bank. Likuiditas terjaga karena perbankan menjadikan likuiditas sebagai fokus pertama.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Yan Jimmy Hendrik Simarmata mengatakan, dengan diterapkannya physical distancing, maka dibutuhkan waktu tambahan dalam proses perkreditan.
Terkait risiko likuiditas yang menjadi ancaman bagi perbankan di tengah COVID-19, pihaknya telah mengingatkan perbankan untuk melakukan mitigasi antara lain melalui pemantauan deposito yang akan jatuh tempo dengan penyediaan reserved yang memadai. Selain itu, untuk menjaga likuiditas bank, masyarakat diimbau tetap tenang mengingat dana pihak ketiga (DPK) di perbankan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan syarat 3T yaitu tercatat di pembukuan bank, tidak melebihi suku bunga penjaminan LPS dan tidak melakukan tindakan yang merugikan bank. (Citta Maya/balipost)