DENPASAR, BALIPOST.com – Pada masa pandemi COVID-19, serapan produk pertanian Bali ke hotel, restoran, catering (horeka) dan swalayan lesu. Untuk itu Gubernur Bali meminta petani untuk mengembangkan pemasaran antar pulau dan ekspor.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan IB Wisnuardhana, Sabtu (2/5) mengatakan, belum lama ini Gubernur Bali meresmikan ekspor manggis perdana ke Dubai, Emirat Arab dan Tiongkok sebanyak 46.157 ton dengan nilai Rp 3,4 miliar.
Selain manggis, produk pertanian yang juga di ekspor yaitu jeruk nipis sebanyak 10 ton dengan nilai Rp 182 juta dengan tujuan Maldives, cabai merah sebanyak 8 ton dengan nilai Rp 315 Juta dengan tujuan Jepang, kakao sebanyaj 210 kg, kopi roasted sebanyak 308 kg dan kopi biji sebanyak 500 kg dengan tujuan Singapura, Malaysia dan Hongkong dengan nilai Rp 194,2 juta.
“Tahun ini sangat menggembirakan, karena tahun ini berkembang dua negara tujuan ekspor komoditi pertanian Bali yang baru, yaitu Maldives dan Uni Emirat Arab,” ujarnya.
Diakui, untuk menembus pasar ekspor bukanlah hal yang mudah, Hal pertama yang harus dilakukan adalah berkoordinasi dengan pelaku-pelaku usaha yang telah memiliki pangsa pasar di luar negeri. Persyaratan yang ditetapkan negara tujuan ekspor juga sangat ketat.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali berkoordinasi dengan Kantor Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dan Kanwil Bea Cukai Denpasar berkolaborasi dalam mempersiapkan segala protokol ekspor yang dipersyaratkan. Mulai dari registrasi kebun, registrasi packing house, sampai dengan penetapan sanitary pitho yang menunjukkan bahwa produk yang akan diekspor aman dari bahan-bahan berbahaya.(Citta Maya/Balipost)