GIANYAR, BALIPOST.com – Raut pucat masih nampak menghiasi wajah, Ni Ketut Sri Purbayanti, istri dari Ketut Mudana tersangka pemerasan di Dinas Penanaman Modala Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP). Ibu dua anak ini pun enggan banyak berkomentar terkait suaminya yang kini mendekam di sel tahanan Polda Bali.
“Itu urusan kantor suami saya, saya tidak bisa banyak berkomentar terkait seperti apa pekerjaan suami saya, kepada media mohon maaf,“ ucapnya saat ditemui di rumahnya di Lingkungan Sampalangan, Kelurahan Samplangan Gianyar, Minggu (18/6).
Namun ibu 25 tahun ini mengaku sangat kaget saat mendapat informasi bahwa pria 48 tahun yang ia nikahi itu kini ditetapkan sebagai tersangka. Apalagi kini ia harus merawat dua anak putra-putri yang masih balita. “Saya terkejut sekali sampai sekarang saya tidak menyangka, kalau anak pertama saya Gede yang baru 4,5 tahun belum mengerti sekarang bapaknya seperti ini,“ katanya.
Disinggung apakah pihaknya akan menyewa pengacara untuk membela pria yang baru enam bulan menjabat sebagai kepala PMPTSP itu, Ni Ketut Sri blum bisa menjawab, dikatakan hal ini masih akan dibahas dengan keluarga besar. “Itu saya belum tahu, mungkin harus dibicarakan dulu dengan keluarga,“ ujarnya.
Kediaman Ketut Mudana di Lingkungan Sampalangan, Kelurahan Samplangan ini tergolong sederhana, terlebih di areal rumah itu menurut Ni Ketut Sri ditempati tujuh kepala keluarga. Menuju rumah itu pun harus melewati gang yang cukup panjang, dengan lebar satu meter, hingga tiba di depan rumah Ketut Mudana berisi tulisan Dadia Tembau.
Informasi pun mencuat bahwa pria yang juga menjabat sebagai Bendesa Samplangan memiliki tempat tinggal di Denpasar, Karangasem bahkan Lombok. Namun Ni Ketut Sri Purbayanti yang baru beberapa tahun lalu menikah ini membantah informasi tersebut. “Tidak ada itu, kami hanya tinggal disini bersama keluarga besar ada 7 KK,“ ucapnya.
Usai menjawab itu, Ni Ketut Sri Purbayanti menyatakan enggan lagi bercerita tentang suaminya. Ia juga sontak meminta maaf untuk menghentikan percakapan kemudian masuk ke dalam rumah. “Tolong ya segini saja, saya tidak bisa mengobrol lagi, mohon pengertianya,“ ucapnya sembari menundukan kepala. (manik astajaya/balipost)