DENPASAR, BALIPOST.com – Tekanan harga di Provinsi Bali pada April 2020 menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Menurunnya tekanan harga (deflasi), terutama terlihat pada komoditas daging ayam ras, harga tiket angkutan udara, cabai merah, dan telur ayam ras.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho, belum lama ini mengatakan, turunnya tekanan harga disebabkan oleh lesunya permintaan, terutama dari industri pariwisata akibat penyebaran COVID-19. Di sisi lain, tidak terdapat permasalahan baik dari sisi pasokan dan distribusi juga menyebabkan turunnya harga komoditas.
Deflasi inti pada April tercatat sebesar 0,02 persen (mtm), turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,44 persen (mtm). Penurunan ini terjadi akibat turunnya harga sebagian besar komoditas di dalam kelompok ini, terutama untuk canang sari, toiletries, dan makanan.
Namun demikian, harga emas perhiasan masih meningkat seiring dengan naiknya harga emas dunia. Sejalan dengan hal tersebut, pada bulan ini komoditas Volatile Food juga mengalami deflasi sebesar 1,41 persen (mtm), lebih dalam jika dibandingkan dengan Maret 2020 (-0,54%, mtm).
Penurunan terdalam terlihat untuk daging ayam, cabai merah, telur ayam, bawang putih, dan minyak goreng. Turunnya harga komoditas volatile food disebabkan oleh lesunya permintaan secara signifikan di tengah pasokan yang memadai.
Selanjutnya, tekanan harga untuk komoditas Administered Price juga terus menurun menjadi -0,53 persen (mtm). Penurunan ini bersumber dari turunnya harga tarif angkutan udara, seiring dengan penutupan bandara selama bulan Ramadan hingga Lebaran untuk mengantisipasi arus mudik. (Citta Maya/balipost)