NEGARA, BALIPOST.com – Kecelakaan maut yang menyebabkan 8 orang tewas pada Sabtu (17/6) pukul 21.00 Wita di Jalan Umum Jurusan Denpasar-Gilimanuk KM 121 – 122 masih menyisakan rasa penasaran bagi warga. Lokasi yang jaraknya kurang lebih 300 meter setelah Pura Tirta Segara Rupek arah Gilimanuk atau Kawasan Hutan Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, ini ramai didatangi warga yang ingin tahu.
Bahkan pengguna jalan juga sengaja turun untuk melihat TKP. Selain itu pemulung juga tampak memilah-milah beberapa barang di TKP.
Sejumlah sumber mengatakan kalau ini merupakan kejadian yang kesekian kalinya di KM 121-122. Jalur ini menurut salah seorang pengayah di salah satu pura di wilayah hutan Klatakan tersebut memang dikenal angker.
Dulu sempat ada korban meninggal dunia karena ditimpa pohon tumbang di sini juga. Belum lagi mobil terbalik dan kecelakaan OC lainnya. Ini yang paling tragis.
Agar pengguna jalan tidak makin ramai memadati lokasi itu, mobil travel maupun truk dievakuasi ke tempat yang berbeda. Bangkai mobil travel Isuzu ELF S 7485 N yang dikemudikan oleh Ahmad Aris (alm) dari Jember diamankan di areal jembatan timbang. Sedangkan kendaraan Truk tronton nopol DK 9455 WL yang dikemudikan oleh I Putu Sarga, dari Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dibawa ke Polres Jembrana.
Sejumlah pihak yang sempat datang ke TKP maupun kamar mayat mengaku ada aura mistis pasca kejadian. “Banyak yang merasakan bulu kuduk berdiri dan perasaan tidak enak,” kata Wahyudi salah seorang yang mengaku sempat melihat ke TKP.
Demikian juga dari pihak yang mengamankan truk di TKP dan mobil derek mengaku kejadian ini memang sangat tragis dan mengerikan. “Baru pertama kali terjadi. Apalagi sopir dan ada penumpang yang kepalanya hancur. Otaknya berceceran di bawah mobil. Kami sempat ikut membersihkan. Kami benar-benar merinding,” kata pria bertubuh gempal tersebut.
Sementara itu sopir tronton Putu Sarga sehat walafiat. Katanya dia sudah sempat mengerem dan loncat karena melihat travel oleng. “Jika tidak loncat tentu kaki bisa patah,” katanya kepada petugas.
Kasat Lantas Polres Jembrana AKP Nyoman Sukadana mengatakan kejadian ini diduga akibat sopir travel mengantuk sehingga out off control (OC). “Kami masih menangani kasus ini,” jelasnya. (kmb/balipost)