Bupati Suwirta saat menandatangani MoU kerjasama dengan Pemerintah Kanada. (BP/adv)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sebagai upaya untuk mendorong inovasi pengembangan ekonomi lokal, Pemkab Klungkung melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Kanada terkait peluncuran Program Dana Inovasi Responsif atau Responsive Innovation Fund (RIF) tahap ketiga. Penandatanganan MoU dilakukan secara mandiri melalui sistem online dengan Video Conference oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta di Ruang Rapat Praja Mandala Kantor Bupati Klungkung, Jumat (8/5).

Turut hadir dalam acara tersebut, Kasubid Kawasan Pedesaan Direktorat Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Pedesaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Khairul Rizal, Perwakilan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC), Ny. Melisa, Perwakilan Pengelola Proyek NSLIC/NSELRED, Ny. Natalie, Kepala Baperlitbang, Camat Nusa Penida, dan perwakilan OPD terkait di Lingkungan Pemkab Klungkung serta undangan Iainnya.

Program ini merupakan Proyek National Support for Local Investment Climates/National/ Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED). Ini menjadi kerjasama kemitraan antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/BAPPENAS dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC).

Baca juga:  Jaksa Banding Putusan Korupsi Mantan Kacab Bank di Badung

Program RIF dirancang sebagai dukungan teknis pembangunan bagi 18 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) melalui seleksi dari 60 KPPN yang merupakan hinterland dari 39 Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa. Ini sebagai salah satu sasaran pembangunan wilayah pada RPJMN 2015-2019 dan Koridor Pertumbuhan serta Koridor Pengembangan pada RPJMN 2020-2024.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terlaksanananya kerjasama kemitraan Proyek NSLIC/NSELRED melalui program RIF dalam mendukung pengembangan Inovasi Rumah Keong yang akan bersinergi dengan percepatan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Nusa Penida. Inovasi Rumah Keong (Rumput Laut, Poh Nuse (Mangga), Kelapa dan Singkong) ini akan meningkatkan nilai tambah hasil pertanian berkelanjutan yang berkualitas yang layak dipasarkan secara luas. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan menjadi rantai pasokan dalam industri pariwisata.

Bupati Suwirta berharap produk-produk olahan Inovasi Rumah Keong dapat menjadi produk khas Kawasan Perdesaan Kepulauan Nusa Penida yang turut menjadi ciri khas kawasan destinasi pariwisata pada Kawasan Perdesaan Nusa Penida. “Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional Kepulauan Nusa Penida yang memiliki potensi dan keunggulan kompetitif pariwisata di pasar global, sangat strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan menjadi titik ungkit pembangunan di Kabupaten Klungkung,” ujar Bupati asal Pulau Ceningan ini.

Baca juga:  Polres Gianyar Kawal Pendistribusian Logistik Pemilu 2024

Lebih Ianjut, terkait pelaksanaan program ini, pihaknya juga menilai perlu dilakukan beberapa pengkajian dan pendampingan. Khususnya pengembangan potensi kawasan dengan keunikan dan keindahan alam Kepulauan Nusa Penida yang luar biasa. Dengan kekayaan budaya yang religius serta kearifan lokal yang khas. “Tak henti-hentinya Pemkab Klungkung bersama dengan Pemerintah Pusat dan Kementerian selalu bekerjasama dalam upaya mempercepat sebagai salah satu bentuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.

Sedangkan, perwakilan Pemerintah Canada melalui Global Affairs Canada (GAC), Ny. Melisa, mengatakan tentunya program ini bisa meningkatkan iklim investasi yang ada di Nusa Penida. “Diharapkan dengan kerjasama ini ke depannya bisa mensupport semua kegiatan demi kesejahterahan masyarakat Klungkung khususnya Nusa Penida,” ujar Melisa.

Baca juga:  Dekranasda Bali Gandeng Dunia Usaha Promosikan "Wastra" Bali di Paris

Melisa juga menjelaskan program ini sangat relevan untuk masyarakat. Dengan program yang singkat ini diharapkan bisa menghasilkan hasil yang maksimal dari hasil training maupun makerting produk olahan inovasi untuk dikembangkan oleh masyarakat.

Sementara itu, Perwakilan Pengelola Proyek NSLIC/NSELRED, Ny. Natalie mengatakan, proyek NSLIC/NSELRED yang dikelola oleh Cowater International, program RIF dengan total biaya senilai Rp 18 miliar dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni mulai tahun 2018 hingga 2020 dengan memilih enam usulan inovasi dari enam kabupaten setiap tahunnya.

“Untuk program RIF Tahap Ketiga yang dilaksanakan Mei 2020 hingga April 2021, telah terpilih enam kabupaten yaitu, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Bali, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kabupaten Pandeglang, Banten, serta Kabupaten Belitung Bangka Belitung,” ujar Natalie. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *