Warga menggunakan masker berjalan-jalan di kawasan Hongdae, Seoul, Korea Selatan pada 10 Mei 2020. (BP/AFP)

SEOUL, BALIPOST.com – Ibukota Korea Selatan, Seoul, telah memerintahkan seluruh klub dan bar ditutup setelah munculnya sejumlah kasus baru COVID-19 di kota tersebut. Kemunculan kasus baru ini menimbulkan kekhawatiran gelombang kedua seiring Presiden Moon Jae-in meminta publik untuk tetap berhati-hati.

Korsel telah dianggap sebagai sebuah model penanganan virus ini di dunia. Namun, dikutip dari AFP, Wali Kota Seoul memerintahkan agar seluruh bar dan klub malam ditutup seiring adanya klaster baru di Itaewon, salah satu distrik kehidupan malam tersibuk di Seoul.

Lebih dari 50 kasus telah ditelusuri berhubungan dengan seorang pria berusia 29 tahun yang dites positif COVID-19 dan telah menghabiskan waktu di 5 klub malam dan bar di daerah itu pada minggu lalu. “Kelalaian bisa menimbulkan ledakan kasus infeksi,” kata Wali Kota Seoul, Park Won-soon.

Baca juga:  Bali akan Ajukan Skema ini Untuk Pembagian Hibah PHR

Provinsi Gyeonggi, yang berada di sekitar Seoul dengan populasi sebanyak 12 juta penduduk, juga memerintahkan penutupan tempat hiburan yang jumlahnya mencapai 5.700 unit selama 2 minggu ke depan dimulai pada Minggu (10/5).

Dengan sekitar 7,200 orang diestimasikan mengunjungi 5 tempat hiburan malam yang dikunjungi pria berusia 29 tahun itu, pihak kesehatan yang berwenang memperingatkan terjadinya peningkatan infeksi baru dan meminta agar mereka yang mengunjungi tempat hiburan itu melakukan tes.

Dari 34 kasus terinfeksi baru yang dikonfirmasi pada Minggu, 24 diantaranya berhubungan dengan klaster Itaewon, menurut Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea (KCDC). “Kami merasa sangat menyesal melihat munculnya klaster baru di sekitar klub malam Itaewon,” kata Direktur KCDC, Jeong Eun-kyeong.

Baca juga:  Jembrana Tambah 16 Kasus COVID-19, Didominasi Klaster Ini

Peningkatan jumlah kasus baru ini muncul ketika Korsel mulai kembali ke kehidupan normal, dengan pemerintah melakukan relaksasi terhadap kebijakan jaga jarak sosial pada Rabu minggu lalu.

Presiden Moon mengatakan bahwa klaster baru ini meningkatkan kesadaran bahwa dalam fase stabilisasi, situasi peningkatan kasus bisa muncul kapan saja. “Ini tidak akan berakhir, sampai akhirnya dinyatakan selesai,” kata Moon dalam pidatonya memperingati 3 tahun kepemimpinannya.

Ia pun mengingatkan agar terus waspada dan tidak pernah menurunkan penjagaan dalam upaya pencegahan epidemi ini.

Moon telah mendapatkan lebih banyak dukungan karena keberhasilan pemerintahannya dalam menangani virus ini. Bahkan, partainya berhasil memenangkan pemilihan parlemen pada bulan lalu.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Masih di Atas 250 Orang

Suasana di Itaewon yang biasanya sangat sibuk pada Minggu kemarin nampak sepi. Bar dan klub malam yang ada di kawasan itu memasang tanda “Tutup Sementara” atau “Pencegahan untuk Berkumpul.”

Negara ini mengalami wabah yang cukup parah di awal penyebaran virus ini di luar China. Meskipun tidak melakukan karantina wilayah, diberlakukan jaga jarak sosial yang ketat sejak Maret lalu. Korsel juga melakukan program “telusuri, tes, dan rawat” yang dinilai sangat berhasil dalam mengontrol penyebaran wabah itu.

Fasilitas umum, seperti museum dan gereja telah dibuka kembali dan sejumlah pertandingan olahraga, seperti baseball dan sepakbola, memulai musim baru. Sementara sekolah siap untuk dibuka kembali minggu depan. (Diah Dewi/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *