nusa penida
Ilustrasi. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Kasus demam berdarah (DB) di Kabupaten Gianyar terus mengalami peningkatan. Sejak Januari hingga April tahun ini tercatat sudah seribu lebih warga Gianyar yang terjangkit DB. Melihat kondisi ini seluruh komponen diajak untuk meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk. Sementara untuk fogging mandiri, warga diimbau untuk melapor puskesmas agar diberikan pendampingan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gianyar pada Januari jumlah kasus DB mencapai 132 kasus, Februari 132 kasus dan Maret 279 kasus dengan 1 orang meninggal. Peningkatan signifikan terjadi pada April yakni sebanyak 495 kasus DB dengan 2 orang meninggal. Dengan demikian, total tercatat 1.038 kasus DB dengan 3 orang meninggal di Kabupaten Gianyar.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Gianyar A.A. Anom Sukamawa, Rabu (13/5), mengatakan, peningkatan ini kerap terjadi dalam siklus lima tahunan. Seperti 2016 lalu tercatat 3.673 pasien positif dengan 15 orang meninggal dunia. “Biasanya ada siklus lima tahunan. Tapi sekarang ini seperti mendahului di 2020, karena perkiraan kami ini terjadi di 2021,“ ujarnya.

Baca juga:  Indonesia Raih Runner Up di "Indika Energy Southeast Asia Judo Championship 2024" 

Anom Sukamawa menyampaikan, untuk setiap kasus petugas sudah melakukan pengecekan, hingga dilakukan proses fogging untuk seluruh daerah yang dipastikan positif DB. “Harus ada temuan kasus dulu. Setelah itu, dilakukan penyelidikan dikuatkan dengan hasil lab, baru kemudian dilakukan fogging oleh dinas,“ katanya.

Ia pun mengimbau agar fogging tidak dilakukan secara mandiri. Apalagi bahan fogging mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan. Ada sejumlah dampak yang bisa dialami manusia akibat fogging, mulai dari gangguan pencernaan, mual, muntah dan diare. Berpotensi pula menyebabkan gangguan sistem saraf atau kelumpuhan, kehilangan kesadaran, gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan saluran pernafasan, iritasi , kanker saluran nafas, hingga gangguan kesuburan pada pria dan gangguan pada ibu hamil. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Dua Hari, Bali Nihil Tambah Pasien Sembuh
BAGIKAN