perbekel pelaga
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. (BP/dok)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Keluhan masyarakat Kabupaten Badung, terkait sulitnya mendapatkan sekolah, baik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) mendapat perhatian serius Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. Pejabat asal Desa Pelaga, Petang ini mengintruksikan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) setempat untuk membangun sejumlah sekolah guna menampung putra-putri di Gumi Keris.

“Kita bangun saja yang baru (SMP/SMA -red), kalau SMA kewenangannya di provinsi, nanti kita hibahkan saja, sehingga anak-anak kita bisa mendapatkan sekolah,” ujar Bupati Giri Prasta, saat bertatap muka dengan masyarakat Desa Cemagi, Kuta Utara, Selasa (20/6).

Baca juga:  Padukan Bela Diri dan Kelenturan Fisik, Muaythai Makin Populer di Bali

Menurutnya, Pemkab Badung telah menyediakan 20 persen dari APBD Badung untuk menunjang sektor pendidikan. Terlebih, dalam rangka menyukseskan wajib belajar sembilan tahun. “Bagaimana bisa mensukseskan program itu, kalau sekolahnya kurang, jadi dibangun saja yang baru,” katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini berharap, semua sekolah wilayahnya menjadi sekolah favorit maupun unggulan. “Tidak ada lagi sekolah unggulan dan tidak unggulan. Semua sekolah saya harapkan memiliki kualitas yang sama, yakni unggulan,” sebutnya.

Baca juga:  Positivity Rate Rendah, Badung Tetap Perketat Penanganan Pandemi

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Ketut Widia Astika, mengakui mendapatkan intruksi dari Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta untuk membangun sekolah baru di sejumlah kecamatan, seperti di Kecamatan Abiansemal, Kuta Selatan, dan di Desa Cemagi, Kuta Utara.

“Iya… begitu ada masalah kekurangan sekolah saya langsung menghadap bapak bupati untuk minta petunjuk. Beliau mengintruksikan bangun sekolah baru, kalaupun nantinya SMA menjadi kewenangan provinsi, bapak bupati mengatakan dihibahkan saja ke provinsi,” tegasnya.

Baca juga:  Ribuan Calon Siswa Gagal Masuk SMP Negeri di Denpasar

Pihaknya, kata Widia Astika akan melaksanakan apa yang menjadi petunjuk Bupati Badung. “Kalau itu sudah petunjuk bapak bupati, kami tinggal merealisasikan saja,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Minimnya Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak hanya dilontarkan masyarakat Kuta Selatan. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Abiansemal, di mana hanya terdapat satu sekolah SMAN dan satu lagi  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padahal, jumlah lulusan siswa SMP di kecamatan ini cukup banyak sekitar 1200-an. Kondisi itu pun mendapat sorotan kalangan DPRD Badung. (parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *