GIANYAR, BALIPOST.com – Tahap awal pembongkaran Pasar Umum Gianyar dilaksanakan mulai Kamis (28/5). Namun, proses tersebut tak berjalan mulus.
Masih ada belasan toko yang buka karena pedagang menolak direlokasi ke pasar di Kelurahan Samplangan. Menyikapi hal ini, Bupati Gianyar Made Mahayastra yang memimpin langsung pembongkaran pun me-warning pedagang yang tak mau pindah.
Bupati menegaskan, pihaknya me-warning para pedagang yang masih ngotot menolak pindah. Padahal Pemkab Gianyar sudah memberikan jadwal relokasi. Dia menegaskan, para pedagang yang membandel itu tidak memiliki hak untuk menuntut MoU dengan pemerintah. “Kalau MoU hanya sekedar dapat, saya yakinkan itu dapat. Apa dasar dia memaksa minta MoU? Jadi, cukuplah dengan janji bupati. Semua sudah terdata dan terkunci datanya. Mereka sudah prioritas pertama. Kalau punya toko pasti nanti dapat toko,” ucapnya.
Bila para pedagang di sebelah selatan Jalan Ngurah Rai itu tetap membandel, maka Pemkab Gianyar akan mencoret nama mereka dari daftar pedagang yang akan menempati toko pada bangunan Pasar Umum Gianyar yang baru nanti. Surat peringatan (SP) SP juga akan diberikan.
Jika masih tak mau pindah, akan terus dilayangkan hingga SP 3 dan pembongkaran paksa. “Besok saya kasi SP 1, bila perlu hari ini. Nanti kalau sudah SP 3, langsung saya bongkar. Nanti kalau mereka tidak pindah dan melakukan perlawanan, namanya saya coret,“ tegasnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Pedagang Toko di Selatan Jalan Ngurah Rai, Ida Ayu Sri mengaku masih bersikukuh tidak mau pindah. “Dari awal kami tetap hanya ingin kejelasan, karena selama ini belum ada kesepakatan. Saya di sini sudah lama. Setelah nanti pasar terbangun kami ingin yang jelas tempat dan status. Dari pertemuan ke pertemuan sama sekali tidak memutuskan hal itu,“ tegasnya.
Disinggung terkait warning yang ditegaskan Bupati Gianyar, ia mengaku akan tetap berjualan sebelum ada kejelasan. “Kalau tidak ada, ya kami menunggu. Ya terserah (warning Bupati Gianyar). Saya diam saja di sini. Saya tidak ke mana-mana,”“ katanya. (Manik Astajaya/balipost)